Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tolak BBM Naik, KAMMI akan Duduki Pusat Pemerintahan di 33 Provinsi

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) akan berdemonstrasi menyuarakan penolakan terhadap rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Tolak BBM Naik, KAMMI akan Duduki Pusat Pemerintahan di 33 Provinsi
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
Sejumlah mahasiswa dari Forum Sekolah Bersama (Sekber) Yogyakarta menggelar aksi unjuk rasa di pertigaan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Jumat (14/6/2013). Dalam aksi yang sempat diwarnai penyanderaan mobil box tersebut, para mahasiswa menyerukan untuk menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM. TRIBUNJOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) akan berdemonstrasi menyuarakan penolakan terhadap rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Rencananya, Senin 17 Juni 2013, KAMMI bersama rakyat akan menduduki pusat pemerintahan di 33 provinsi Indonesia.

"Kami akan menggerakkan kader-kader KAMMI di seluruh Indonesia untuk bersama rakyat menyarakan  penolakan kenaikan BBM bersubsidi. Kita akan lumpuhkan pusat pemerintahan di 33 provinsi secara serentak," kata Ketua Umum PP KAMMI Andriyana dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Minggu (16/6/2013)

Andri mengatakan  kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM subsidi jelas akan menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat kecil. "Imbasnya tetap akan dirasakan rakyat kecil. Jika BBM subsidi naik, semua harga pasti akan ikut naik," papar Andri.

Menurut Andri, program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) adalah program yang sarat kepentingan politik. Apalagi BLSM diberikan saat akan menjelang Pemilu 2014. BLSM juga tidak bisa menyentuk semua rakyat miskin.

"Data BPS mencatat ada sekitar 29 juta rakyat miskin, sedangkan BLSM hanya untuk 15,5 juta saja. Berarti yang 13,5 juta lagi akan hidup semakin miskin karena semua harga akan naik," jelas Andri.

Berita Rekomendasi

Menurut Andri, harusnya pemerintah sedikit cerdas mencermati harga BBM. Kenaikan harga BBM yang bergantung harga minyak dunia jelas bisa diprediksi jauh-jauh hari. Namun sayang hal ini justru dimanfaatkan oleh partai penguasa pemerintah sebagai komoditas politik menjelang Pemilu 2014.

"Kalau pemerintah serius, seharusnya jauh-jauh hari sudah mengantisipasinya. Banyak yang bisa dilakukan pemerintah, nasionalisasi aset minyak misalnya, serius menghadirkan energi alterlatif misalnya. Solusi lain, bisa juga dengan menaikkan pajak kendaraan mobil pribadi, tanpa menaikkan harga BBM subsidi," papar Andri.

Namun, pemerintah malah memilih jalan untuk menyengsarakan rakyat dengan menaikkan harga BBM subsidi yang akan berimbas pada kenaikan harga-harga semua barang dan jasa.

"Karena itu, KAMMI bersama rakyat akan melumpuhkan pusat pemerintahan di 33 provinsi sebagai wujud protes KAMMI atas rencana kenaikan harga BBM subsidi yang dapat melumpuhkan rakyat Indonesia," tandas Andri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas