250 Dinamit Hilang, Waspadai Teror Bom Ransel
Polri tidak boleh anggap enteng, lengah, dan ceroboh trhadap kasus hilangnya 250 dinamit dalam perjalanan dari Subang ke Bogor
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Polri tidak boleh anggap enteng, lengah, dan ceroboh trhadap kasus hilangnya 250 dinamit dalam perjalanan dari Subang ke Bogor. Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam rilisnya mengatakan, bukan mustahil dinamit tersebut jatuh ke jaringan teroris mengingat dalam waktu dekat ada dua even internasional di Indonesia.
Pertama, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd akan berkunjung ke Jakarta dan Bogor pada 4 - 5 Juli 2013. Situs berita Sydney Morning Herald sudah mengaitkan berita hilangnya dua kotak dinamit itu di Bogor dengan rencana kunjungan Kevin ke Bogor.
Kedua, konfrensi tingkat tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) akan berlangsung di Bali pada Oktober 2013. Selain itu pada 17 Juli adalah peringatan 14 tahun tragedi Bom Kuningan 3. Kawasan Kuningan sudah tiga kali kena serangan teror bom. Terakhir, 17 Juli 2009 Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton Kuningan hancur diterjang bom. Sembilan orang tewas dan 53 luka dalam tragedi tsb.
Even-even ini patut diwaspadai Polri. Sebab saat ini ada dua kelompok teroris yg masih bergentayangan, yaitu kelompok Upik Lawanga dan Santoso dari Poso yg masih menghimpun kader-kadernya untuk membuat bom termos, bom buku, bom senter, dll. Lalu kelompok pengikut Sigit Qurdowi dari Solo. Meski Sigit sudah tewas tertembak, pengikutnya masih beraksi. Bom bunuh diri di mesjid Polres Cirebon pada 15 April 2011 adalah rancangan mereka.
Sebab itu hilangnya 250 dinamit, harus diwaspadai karena bisa dijadikan bom ransel. Karena bahan peledak (handak) organik dalam dinamit (seperti TNT) adalah bahan utama pembuatan bom ransel, yang ringkas, tidak perlu banyak tapi hi-explosive. Bom ransel bukan terbuat dari handak anorganik low explosive (yg biasa disebut black powder), jadi ledakannya akan lebih dahsyat.
"Jadi, dalam kasus hilangnya 250 dinamit tersebub, Polri harus mengantisipasi serangan bom bunuh diri dengan target dalam ruangan, seperti yang terjadi di Hotel Marriott II dan Jimbaran Cafe, Bali. Jika Polri bisa segera menemukan 250 dinamit itu kekhawatiran tsb tentu akan berkurang," ujar Neta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.