TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta menilai Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat sebagai aset nasional untuk keperluan regenerasi kepemimpinan bangsa.

Karenanya, deklarasi dukungan elemen buruh Jawa Barat pada Minggu (7/7/2013) di Bandung, dengan mengajukan sosok muda tersebut ke ajang Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, perlu mendapat respon positif berbagai pihak utamanya di internal Partai Demokrat.

"Dukungan ini adalah suara demokrasi dari bawah, apalagi figur Jumhur Hidayat juga dikenal secara nasional, sekaligus diakui rekam jejak perjuangannya dalam membela nasib rakyat sejak menjadi aktivis mahasiswa Institut Teknologi Bandung tahun 80-an," kata Usep Ardabily Mujani, Ketua Umum HMB Jakarta dalam rilisnya di Jakarta, Senin (8/7/2013).

Menurutnya, kelayakan potensi kaum muda yang dimiliki Jumhur jelas tidak boleh tersia-siakan, sehingga diperlukan pengakomodasian oleh partai politik dalam bentuk ruang di tingkat nasional, di antaranya melalui agenda Konvensi Capres.

Usep beralasan, proses regenerasi kepemimpinan bangsa sudah saatnya dilakukan pada momentum Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014.

"Dengan demikian, semua kalangan harus menyikapi serius terkait keharusan regenerasi kepada orang muda. Jika diabaikan, maka ke depan akan sulit bagi bangsa ini menghadirkan pemimpin yang berasal dari kaum muda," ujarnya.

Usep menambahkan, aspirasi pemunculan pemimpin nasional berunsur muda jangan dihalangi dengan pikiran sempit, termasuk menggunakan pertimbangan ketidaksiapan orang muda. Ia justru mengingatkan, fakta terhadap kekuatan muda yang memiliki kesiapan nasional sejauh ini tersedia di tanah air.

"Jumhur Hidayat adalah salah satunya. Sebagai Kepala BNP2TKI, dia pun terhitung sangat peduli pada upaya pemartabatan TKI, sebagaimana perhatiannya untuk para keluarga TKI di Provinsi Banten secara langsung," ungkapnya.

Di sini lain, Usep menegaskan, semangat mendorong orang muda ke dalam mandat kepemimpinan nasional, juga bersifat seiring dengan mulai kukuhnya barisan pemimpin muda yang telah mengisi kepemimpinan sejumlah negara di dunia.