Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SBY Diduga Sudah Kantongi Nama Capres

Ketua Umum Partai Demokrat SBY diduga sudah mengantongi nama capres sendiri, tanpa harus melalui mekanisme konvensi.

Penulis: Srihandriatmo Malau
zoom-in SBY Diduga Sudah Kantongi Nama Capres
TRIBUNNEWS.COM/ JEPRIMA
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diduga sudah mengantongi nama calon presiden (capres) sendiri, tanpa harus melalui mekanisme konvensi.

"Saya duga Pak SBY sudah ada preferensi," ujar Yudi Latif, pengamat politik, usai buka puasa bersama di rumah dinas anggota DPR Poempida Hidayatullah di Jakarta, Selasa (16/7/2013) malam.

Namun, nama capres tersebut, lanjut Yudi, terlalu kelihatan jika langsung dibuka kepada publik. Nama capres pilihan SBY, tuturnya, ditutupi dengan bungkus konvensi capres Partai Demokrat dengan mengundang sejumlah tokoh-tokoh penting.

"Bagaimana pun, SBY kan jago soal taktik dan mengelola kesan, meyiasati persepsi. Itu jagonya SBY. Jadi, kalaupun dia (SBY) punya preferensi, tentu tidak akan dibuka ke publik," tuturnya.

"Tapi, kuncinya pasti dia (SBY) punya nama untuk itu di kepalanya," duga Yudi.

Terkait konvensi, Yudi melihat mekanisme itu lebih bertujuan merehabilitasi citra partai besutan Presiden SBY yang terpuruk.

"Jelas, konvensi untuk kepentingan merehabilitasi citra Demokrat yang terpuruk," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Karena, menurut Yudi, konvensi capres yang akan digelar Partai Demokrat, bukanlah konvensi sesungguhnya. Sebab, konvensi sesungguhnya pasti positif bagi perkembangan partai, dan utamanya bagi masyarakat.

Khususnya, menghadirkan kandidat yang 'zero' tak dikenal menjadi 'hero'. Dan itu hanya bisa dilakukan jika benar-benar melibatkan masyarakat hingga tingkat bawah.

Selain itu, Yudi menilai, konvensi sesungguhnya juga akan menyediakan fasilitas bagi kandidat potensial untuk maju dalam pilpres.

Ini terlihat jelas saat Barrack Obama muncul pertama kali menjadi buah konvensi capres di Amerika Serikat.

"Jadi, konvensi bermakna buat calon untuk langsung bersentuhan dengan akar rumput. Kasus Jokowi contohnya, di mana seorang Wali Kota Solo yang tadinya tidak banyak dikenal orang Jakarta, tapi tiba-tiba dengan cepat dikenal secara nasional," paparnya.

"Tapi, kalau konvensi hanya jajak pendapat, kemudian ditentukan oleh dewan pembina, itu jelas motifnya lebih untuk semacam kompensasi dari jebloknya citra Demokrat atas kasus korupsi," urai Yudi.

Konvensi Demokrat, tuturnya, akan mengundang sebanyak-banyaknya tokoh, sehingga bakal merehabilitasi jebloknya citra Partai Demokrat.

"Misalnya, orang kayak Mahfud MD dan lain-lain, itu bisa diundang. Itu semacam 'rinso' yang mencuci bersih citra Demokrat yang tadinya sudah rusak," cetusnya.

Serius

Sementara, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Melani Leimena Suharli menegaskan, partainya sangat serius menggelar konvensi capres secara transparan dan melibatkan masyarakat.

"Jadi, konvensi bukanlah akal-akalan, karena kami akan cari pemimpin yang punya visi jauh ke depan. Kami sangat serius menggelar konvensi ini. Konvensi sangat transparan, melibatkan masyarakat, serta tiga lembaga survei. Konvensi juga menjadi pintu bagi calon pemimpin yang punya kriteria kepemimpinan nasional dan internasional,” jelas Melani, Selasa (16/7/2013).

Melani menuturkan, konvensi capres yang akan digelar Partai Demokrat ingin melahirkan pemimpin yang visioner.

Figur yang diharapkan terpilih sebagai presiden, lanjutnya, bukan saja mampu memimpin dan memajukan bangsa dan negara, tapi juga memiliki kepemimpinan tingkat internasional, sehingga kiprah Indonesia di kancah global makin diperhitungkan.

"Jadi, konvensi capres Demokrat benar-benar menjadi ajang bagi figur atau tokoh mumpuni untuk menunjukkan kapasitas dan kredibilitasnya sebagai capres. Bisa jadi, dari konvensi ini akan lahir pemimpin yang benar-benar membawa Indonesia menjadi salah satu dari tujuh negara besar pada 2030, seperti diprediksi McKinsey Global Institute," papar Melani yang juga Wakil Ketua MPR. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas