Demokrat: Yusril, Jangan Minta Yang Aneh-aneh
Partai Demokrat akhirnya angkat bicara mengenai keluhan Yusril Ihza Mahendra.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Partai Demokrat akhirnya angkat bicara mengenai keluhan Yusril Ihza Mahendra. Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang (PBB), Yursil Ihza Mahendra meminta sistem konvensi Demokrat untuk menjaring calon presiden diubah.
"Sistem supaya diubah, dan dia tidak mau meninggalkan (PBB). Itu menurut Pak Yusril perlu diubah, Pak Yusril itu harus mengetahui itu konvensi capres Demokrat, bukan umum. Itu konvensi Capres Demokrat, bukan konvensi capres koalisi," kata Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua ketika dikonfirmasi, Senin (29/7/2013).
Max menegaskan peserta konvensi telah memiliki komitmen dasar untuk kemajuan Demokrat. "Jadi nggak bisa, nanti nggak ada orang yang mau, sebenarnya banyak yang mau. Jangan permintaannya aneh-aneh. Dia lebih mengetahui, dengan cara dia menyampaikan itu. Kalau dia tidak mau meninggalkan partainya, silakan pakai PBB," tutur Anggota Komisi I DPR itu.
Max pun mempertanyakan keinginan Yusril yang meminta sistem konvensi diubah. Ia menegaskan Demokrat sebagai penyelenggara konvensi berhak membuat sistem sendiri.
"Dari mulai kampanya sampai capres adalah dari Demokrat. Karena demokrat mau menyetujui yang didukung oleh rakyat. Aneh-aneh saja. Kalau mau ikut jangan membentuk opini. Karena itu adalah usaha dari Partai Demokrat. Ikuti saja kalau mau, dan nanti kalau Pak Yusril lolos sebagai presiden, tinggal partainya ikut saja di dalam," katanya.
Max menyayangkan sikap Yuril yang membentuk opini baru mengenai sistem konvensi Demokrat.
Sebelumnya, Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang (PBB), Yursil Ihza Mahendra mengaku masih menunggu keputusan Partai Demokrat atas konvensi yang dilakukan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Saya masih menunggu keputusan akhir Partai Demokrat," kata Yusril saat ditemui di sela acara buka bersama bertajuk Kebangsaan yang dihelatnya di Balai Kartini Jakarta, Minggu (28/7/2013) malam.
Keputusan tersebut ditunggu Yusril karena setelah SBY menawarinya mengikuti konvensi. Sayang Yusril mengaku enggan menyanggupi persyaratan yang telah dipatok partai berlambang Mercy tersebut. Pasalnya, Partai Demokrat mewajibkan pemenang konvensi harus menjadi kadernya.
"Mereka (Demokrat) meminta kita non aktif dari partai sendiri dan kalau terpilih, harus keluar, lalu jadi kader Demokrat," jelasnya.
Yusril menjelaskan perihal perlunya perbaikan dari beberapa syarat yang diajukan Partai Demokrat kepada tokoh-tokoh yang diundangnya mengikuti konvensi, terutama tokoh yang mempunyai kendaraan politik sendiri. Bahkan, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD yang tidak mempunyai kendaraan politik pun menyatakan keberatan atas syarat tersebut.
"Jadi harusnya ada perbaikan, justru ikut saja tapi tidak usah jadi kader Demokrat. Karena yang dicari pemimpin yang mendapat dukungan rakyat dan Partai Demokrat mencalonkannya," lanjutnya.
Saat ditanya apakah Yusril akan berkomunikasi dalam waktu dekat dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono guna membicarakan soal konvensi, dirinya belum tahu. "Belum, minggu depan. Tidak dalam acara bisa bertemu," katanya.