Mudik yang Memaksakan Cenderung Berujung Malapetaka
Kalau mudik yang rasional pasti pemudik memperhatikan kesadaran waktu, keselamatan, keamanan, keuangan dan lingkungan.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Chryshnanda mengatakan mudik yang memaksakan biasanya berujung pada adanya petaka yakni kecelakaan yang terus meningkat tiap tahunnya terlebih kecelakaan sepeda motor.
"Mudik ini ada dua, ada yang rasional dan memaksakan. Kalau mudik yang rasional pasti pemudik memperhatikan kesadaran waktu, keselamatan, keamanan, keuangan dan lingkungan. Sementara mudik yang memaksakan berujung pada kecelakaan," ujar Chryshnanda, Rabu (31/7/2013) dalam Diskusi Mewujudkan Transportasi Mudik Lebaran yang Manusiawi di Hotel Menara Peninsula, Jakarta.
Dijelaskan Chryshnanda mudik merupakan sebuah masalah yang kompleks, yakni masalah kemanusiaan, sosial, teknis dan tranportasi. Untuk mudik yang memaksakan seperti membonceng lebih dari satu orang dan kelebihan muatan selalu berujung pada kecelakaan.
"Mudik ini jadi tren dari tahun ke tahun. Tiap tahun angka pemudik meningkat, terutama masalah korban. Tahun 2011 jumlah kecelakaan saat Lebaran ada 235, naik 4 persen di tahun 2012 menjadi 244 kejadian. Lalu korban meninggal dunia juga naik dari 25 korban menjadi 29 korban di tahun 2012," ungkap Chryshnanda.
Chryshnanda menambahkan mudik yang manusiawi harusnya diikuti dengan political will, penyiapan infrastruktur, penyiapan sarana angkutan umum, penyiapan sistem pendukung dan penyiapan penanganan masalah.
"Kalau mudiknya manusiawi pasti mudiknya jadi aman, selamat, nyaman, tertib, lancar sampai tujuan. Dan angka kecelakaan bisa ditekan bahkan menurun," kata Chryshnanda.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.