IPW: Wakapolri Baru Jangan jadi Figur Munafik
tugas Wakapolri ke depan cukup berat, jika yang bersangkutan benar-benar memang mau menata dan membenahi internal Polri.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Ketua Presidium Ind Police Watch Neta S Pane mengungkapkan, tugas Wakapolri ke depan cukup berat, jika yang bersangkutan benar-benar memang mau menata dan membenahi internal Polri.
Munculnya kasus korupsi Simulator SIM dan adanya aliran dana korupsi Simulator SIM sebesar Rp 1,5 miliar ke Irwasum Polri telah menghancurkan wibawa para jenderal, baik di mata jajaran bawah Polri maupun di masyarakat. Polri menjadi kehilangan nilai-nilai dan figur keteladanan.
"Terjadinya kasus korupsi Simulator SIM dan aliran dana Rp 1,5 miliar ke Irwasum menunjukkan lemahnya sistem pengawasan internal Polri. Kasus ini menjadi teori gunung es bahwa para jenderal sudah mengkoptasi institusi Polri untuk kepentingan pribadi demi memperkaya diri. Wakapolri baru perlu bekerja keras menata kekacauan ini agar kepercayaan publik bisa pulih kepada jenderal jenderal Polri," ungkap Neta dalam rilis yang diterima Tribun, Kamis (1/8/2013).
Dipaparkan, ada tujuh poin yang harus dibenahi Wakapolri baru. Pertama, sebagai ketua Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti), Wakapolri baru harus selektif dalam menempatkan figur-figur yang akan memegang jabatan strategis, seperti kapolres, kapolda, direktur, kepala bagian, dll.
Kedua, figur-figur yang tidak becus, tidak punya integritas, dan hanya mencari muka untuk memperkaya diri harus digusur dari jabatannya. Ketiga, membersihkan mafia proyek dari tubuh Polri. Tipikor Polri harus diarahkan untuk memprioritaskan memburu dugaan korupsi di internal Polri.
"Tipikor jangan bersikap "semut di seberang lautan kelihatan tapi gajah di depan mata tak kelihatan". Keempat, Propam jangan bersikap pasif tapi harus diarahkan bersikap proaktif untuk mengawasi polisi-polisi yang brengsek," saran Neta.
Saran yang kelima, Wakapolri baru perlu mendorong Kapolri untuk menata sistem pengawasan internal dan menata sistem rekrut maupun sistem pendidikan Polri.
Buruknya sistem pendidikan Polri, terutama di tingkat bawah telah membuat terjadi benturan terus menerus antara polisi dengan masyarakat. Sejak tiga tahun terakhir, jumlah kantor polisi yg dirusak dan dibakar warga terus meningkat.
Kemudian, setelah melakukan pembenahan internal dgn maksimal, baru kemudian Wakapolri memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggotanya. "Ketujuh, yang paling penting adalah Wakapolri baru harus mampu menjadi figur teladan bagi jajarannya dan jangan menjadi figur munafik yang membuatnya akan dilecehkan jajarannya," Neta S Pane menegaskan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.