Gerindra: Polisi Hanya Cari-cari Kesalahan Hercules
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra memprotes pihak kepolisian atas penangkapan Hercules Rozario Marshall.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra memprotes pihak kepolisian atas penangkapan Hercules Rozario Marshall. Meskipun, organisasi yang dipimpin Hercules, Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) bukanlah sayap Partai Gerindra.
"Kalau ada orang bersalah tegakkan hukum. Saya termasuk orang yang protes, kenapa polisi bikin apel. Apakah wajar ada apel di depan perumahan. Kalau orang itu salah tangkap, tapi jangan bikin apel yang memprovokasi. Itu konyol menurut saya," kata Fadli Zon disela-sela open house dikediaman Jimly Asshiddiqie, Jakarta, Sabtu (10/8/2013).
Ia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum sehingga harus tunduk kepada hukum. Sehingga, katanya, polisi tidak bisa bertindak secara sewenang-wenang. "Termasuk polisi, tentara dan pejabat negara," ujarnya.
Fadli juga melihat polisi hanya mencari kesalahan Hercules ketika diringkus kembali. "Konyol ya cara polisi begini. Kita tidak ingin seperti itu, polisi yang jujur jangan ada dendam pribadi," tuturnya.
Fadli menegaskan kembali organisasi yang dipimpin Hercules tidak berafiliasi dengan Gerindra. Namun, ia mengakui Hercules mendukung Gerindra.
"GRIB itu bukan sayap Gerindra tapi ormas yang menyatakan mendukung Gerindra. Kita ini Indonesia Raya, di Aceh ada mantan GAM ikut, anaknya Kartosuwiryo juga bergabung dengan Gerindra, ada anaknya Mathius Suwenda OPM dulu juga gabung di Gerindra," tuturnya.
Sebelumnya, Hercules Rozario Marshall kembali diringkus Polrestro Jakarta Barat setelah bebas dari masa tahanannya di Rutan Polda Metro Jaya, Sabtu (3/8/2013) pagi.
Menurut Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Hengki Haryadi, Hercules ditangkap karena dua kasus.
"Hercules kami tangkap karena kasus pemerasan dan pencucian uang. Kasus-kasus tersebut sudah dilakukan dari tahun 2006 sampai 2012," kata Hengki di Mapolrestro Jakarta Barat, Sabtu pukul 11.30.
Menurut Hengki, ini adalah pertama kalinya seseorang pelaku kejahatan street crime terlibat kasus money laundering. "Umumnya kasus pencucian uang dilakukan oleh penjahat berkerah putih. Tapi ini dilakukan preman," kata Hengki.