Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lima Kejanggalan Kasus Pembunuhan Sisca

Neta S Pane berharap, Polresta Bandung diharapkan tidak buru-buru menyimpulkan bahwa kematian Fransiesca Yofie akibat kejahatan

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Lima Kejanggalan Kasus Pembunuhan Sisca
Facebook/Dokumen Pribadi
Fransisca Yofie (34) atau Sisca Yofie, Branch Manager PT Venera Multi Finance, yang terpampang di halaman Facebooknya semasa hidup. (Dokumen Pribadi dari Facebook) 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane berharap, Polresta Bandung diharapkan tidak buru-buru menyimpulkan bahwa kematian Fransiesca Yofie akibat kejahatan dengan kekerasan (penjambretan) yang dilakukan dua pelaku W dan A. IPW menilai ada lima kejanggalan dalam peristiwa tersebut.

Pertama, disebutkan rambut korban masuk ke gir motor sehingga terseret. Fakta ini sangat tidak masuk akal. Konstruksi sepeda motor tidak memungkinkan untuk itu. Lalu apakah ada bekas rambut korban melilit di gir tersebut hingga korban bisa terseret begitu jauh?" Neta menjelaskan dalam rilisnya kepada Tribun, Rabu (14/8/2013). 

Kedua, lanjut Neta, disebutkan korban dibacok saat terseret motor. Padahal, imbuhnya, di wajah korban terlihat ada dua luka bacok. Tepatnya di bagian kanan dan kiri. Lukanya menganga dari atas dan mengecil ke bawah. Ini menunjukkan korban dibacok lebih dulu sebelum diseret.

"Ketiga, dari CCTV terlihat korban hanya terkulai diam saat diseret. Fakta ini menunjukkan bahwa setelah dibacok, korban dalam keadaan sekarat langsung diseret. Keempat, data, foto-foto, dan perteman di dua facebook korban mendadak hilang," tegas Neta.

"Sepertinya ada pihak tertentu yang sengaja menghilangkannya. Bisa jadi, orang tsb adalah orang dekat atau mantan orang dekat yg mengetahui password facebook korban," katanya lagi.

Hal lain yang dianggap janggal dalam pengungkapan kasus ini adalah, dari facebook tersebut terlihat korban sedang bertikai dengan seseorang. Fakta-fakta ini, Neta menganalisa, mengindikasikan korban sesungguhnya adalah target yang sudah diincar sejak lama. Apalagi, diketahui selama ini, korban sering berpindah-pindah tempat tinggal (untuk menghindari seseorang).

"Ada pun penjambretan menjadi kamuplase. Polisi harus bekerja keras mengungkap semua ini, termasuk mengungkap apakah kedua tersangka yang sudah ditahan itu merupakan pembunuh bayaran atau "pengaku pelaku bayaran"," ujarnya.

Berita Rekomendasi

"Mantan teman dekat korban Kompol Albertus Eko Budiarto juga perlu dimintai bantuannya agar polisi mendapatkan petunjuk untuk mengungkap kasus ini dengan terang benderang," pungkas Neta S Pane.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas