Kemiripan Penembakan Polisi di Cirendeu, Ciputat dan Pondok Aren
Melihat dari caranya kasus penembakan Aiptu Kus Hendratno dengan kasus penembakan Aiptu
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Melihat dari caranya kasus penembakan Aiptu Kus Hendratno dengan kasus penembakan Aiptu Dwiyatno dan Aipda Patah Saktiyono hampir sama.
Pelaku mengincar anggota polisi yang sedang melintas dengan sepeda motor dalam keadaan sepi dan sendirian. Pelaku kemudian mengejar korbannya dari belakang lalu menembaknya dari belakang saat motor pelaku dan korban sudah berdekatan.
Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) belum berani menyimpulkan bila pelakunya berasal dari kelompok teroris. Namun melihat dari aksinya merupakan perilaku teror.
"Kita belum berhasil menangkap pelakunya, bila sudah tertangkap pelakunya dari sana akan diketahui motifnya. Tetapi kalu dilihat dari perilakunya, itu perilaku teror," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Selain itu, Mabes Polri pun tidak mau terburu-buru menyimpulkan bila pelaku penembakan merupakan orang yang sama."Kita tidak bisa berpersepsi meskipun melihat modusnya sama, apakah pelakunya sama atau tidak kita belum tahu," ujarnya.
Informasi yang dihimpun kejadian bermula saat Babinkamtibmas Polsek Pondok Aren Aiptu Kus Hendratno melintas di Jalan Graha Raya Pondok Aren Tangerang Selatan, Jumat (16/8/2013) mengendarai sepeda motor menuju Polsek Pondok Aren untuk mengikuti apel pengamanan HUT ke 68 RI.
Kemudian dua orang pelaku mengejar sang Aiptu Kus dengan menggunakan sepeda motor matic dari belakang dan menembak kepalanya sampai anggota bhayangkara tersebut tersungkur dan meninggal di lokasi kejadian.
Sesaat setelah Bripka Ahmad Maulana bersama tiga rekannya yang tergabung dalam tim Buser Polsek Pondok Aren langsung mengejar pelaku dengan menggunakan mobil. Sempat terjadi baku tembak antara tim Bripka Maulana dengan pelaku saat aksi kejar-kejaran tersebut.
Mobil yang ditumpangi Bripka Maulana pun berhasil menabrak motor yang ditumpangi pelaku hingga jatuh. Namun naas mobil buser tersebut pun terperosok, saat mobil petugas terjebak tiba-tiba pelaku bangkit dan menghampiri mobil buser tersebut kemudian menembak Bripka Maulana hingga tewas. Kemudian pelaku pun lari dengan merampas motor milik seorang satpam tidak jauh dari lokasi kejadian.
Begitu juga dalam kasus penembakan Aiptu Patah, kejadian sekitar pukul 04.30 WIB, Sabtu (27/7/2013) di Jalan Cirendeu Raya tepatnya di depan sekolah Al Path. Aiptu Patah Saktiyono anggota Satlantas Polrestro Jakarta Pusat ditembak orang tidak dikenal dari belakang saat berangkat dari rumahnya Bojong Gede, Depok, Jawa Barat untuk pergi ke tempat kerjanya di Gambir, Jakarta Pusat menggungakan sepeda motor.
Pelakunya saat itu berjumlah dua orang dengan mengenakan satu sepeda motor jenis matic. Pelaku menembak Aiptu Patah dari belakang sehingga mengenai punggungnya. Saat ditemukan kondisi Aiptu Patah dalam keadaan sadar, beruntung anggota polisi tersebut bisa selamat dari maut.
Serupa kejadian yang dialami almarhum Aiptu Dwiyatno Aiptu Dwiyatna anggota Babinkamtibmas Polsek Cilandak tersebut tewas ditembak di Jalan Otista Raya tidak jauh dari Rumah Sakit Sari Asih Ciputat, Rabu (7/8/2013) sekitar pukul 04.30 WIB.
Pelaku penembakan yang diketahui dua orang menggunakan satu sepeda motor dengan mengenakan helm full face membuntuti korban kemudian korban yang mengendari sepeda motor dipepet dari sebelah kanan kemudian pelaku mengeluarkan pistol dan menembak kepala Aiptu Dwiyatna hingga tewas di lokasi kejadian.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.