Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prabowo Tak Terpengaruh Pasar yang Anjlok

Partai Gerindra menegaskan krisis yang terjadi saat ini tidak mempengaruhi Prabowo Subianto.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Prabowo Tak Terpengaruh Pasar yang Anjlok
Foto: Alex Palit
Prabowo Subianto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Partai Gerindra menegaskan krisis yang terjadi saat ini tidak mempengaruhi Prabowo Subianto. Padahal Ekonom Dradjad Wibowo mengungkap, dari sisi pertarungan pemilu, anjloknya pasar saham dan rupiah diprediksi memukul Partai Golkar dan Partai Gerindra.

"Tidak terpengaruh. Malah berpengaruh positif terhadap elektabilitas Pak Prabowo," kata Ketua DPP Gerindra Sadar Subagyo ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (20/8/2013).

Sadar mengatakan masalah nilai tukar rupiah yang anjlok sudah diprediksi Gerindra jauh hari sebelumnya. Ia mengungkapkan alasanya karena defisit ganda dan kedua karena utang swasta dalam dollar yg jatuh tempo bulan september jumlahnya sangat besar.

Mengenai keterkaitan dengan pemilu, Sadar mengatakan hampir semua pihak akan terkena dampaknya, ini karena ekonomi kita ditopang oleh konsumsi, dimana hampir semua yang dikonsumsi ada kandungan importnya.

"Jika rupiah terpuruk otomatis semua harga dari garam, tempe, kangkung, pakaian, motor, mobil, listrik dan lain sebagainya akan naik harganya," kata Anggota Komisi XI itu.

Sadar menjelaskan selama otoritas moneter dan fiskal tidak terintegrasi selama itu pula kondisi akan selalu mudah terpengaruh oleh gonjang ganjing pasar dunia.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Ekonom Dradjad Wibowo mengungkap, dari sisi pertarungan pemilu, anjloknya pasar diprediksi memukul Partai Golkar dan Partai Gerindra. Dijelaskan, Bakrie yang sudah sangat kesulitan likuiditas dan utang, akan makin terpuruk.

"Prabowo juga terpukul berat. Meskipun dia masih punya minyak, akan tetapi Kiani dan batubaranya anjlok drastis. Jadi Golkar, Ical Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie red), Gerindra dan Prabowo yang paling kena kalau anjloknya pasar meledak menjadi krisis. Mereka yang bermain minyak dan gas yang paling aman dan bahkan dapat capital gain," ujar Dradjad Wibowo, Selasa (20/8/2013).

Akan tetapi, Dradjad menegaskan kembali, apakah harus rakyat yang kemudian dikorbankan karena persaingan politik dalam situasi makin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat? Contohnya, lanjut Dradjad, daging impor apabila rupiah anjlok terus, maka harga daging tetap mahal. Bawang, kedele, sekarang jagung, gandum (bahan mie dan kue-kue), susu, hingga komponen motor, handphones dll, Dradjad mengingatkan, semuanya impor.

"Kasihan rakyat karena semua menjadi super mahal," imbuhnya.

Kemudian soal obligasi pemerintah. Karena yield-nya naik terus, artinya obligasi baru dari negara tambah mahal dan APBN makin terbebani.

"Jadi karena hal-hal di atas, mumpung belum meledak menjadi krisis, terpaksa saya ngomong apa adanya. Taruhannya terlalu mahal, dibanding sekedar menjaga etika sebagi mitra koalisi. Dan mudah-mudahan sadar," pungkas Dradjad Wibowo yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (DPP PAN) ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas