Komite Undang Pengenalan Calon Peserta Konvensi Besok
Komite Konvensi Calon Presiden mengundang 15 peserta dalam ajang pengenalan terhitung Sabtu
Penulis: Y Gustaman
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Konvensi Calon Presiden mengundang 15 peserta dalam ajang pengenalan terhitung Sabtu (24/8/2013). Sesi pengenalan ini masuk dalam tahap prakonvensi, bertempat di Wisma Kodel, Jakarta Pusat, mulai pukul 10.00 WIB.
"Sesi prakonvensi ini berupa perkenalan dan pendalaman dengan calon peserta Konvensi Capres Partai Demokrat dimulai pada Sabtu (24/8/2013), sejak pukul 10.00 WIB di Wisma Kodel," ujar juru bicara Komite, Rully Charis dalam pesan BBM kepada Tribun, Jakarta, Jumat (23/8/2013).
Menurut Rully, sesi perkenalan peserta dengan Komite Konvensi Capres Partai Demokrat ini dilakukan tertutup namun terbuka untuk peliputan media sebelum dan sesudah acara. Sesi perkenalan ini akah berlangsung hingga Rabu pekan depan.
Berdasarkan rapat ketujuh, Kamis (22/8/2013), sejak Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat dibentuk, 15 nama sudah dihasilkan . Dari 15 nama, 11 nama dominan titipan Majelis Tinggi Partai Demokrat yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono.
Juru bicara Komite Konvensi Capres, Rully Charis menjelaskan, ada 15 nama capres yang diundang. Sementara ada satu nama yang akan direkonfirmasi sampai 30 Agustus. Sehingga kalau satu orang ini mengiyakan, maka ada 16 yang maju.
"Hasil rapat tadi sudah didapat 15 nama yang akan diberikan undangan prakonvensi. Dari jumlah itu 11 nama berasal dari Majelis Tinggi, dan empat nama dari Komite," ujar Rully kepada wartawan usai rapat Komite di Wisma Kodel, Jakarta, Kamis (22/8/2013) malam.
Komite memanggil capres terpilih secara bergelombang, disesuaikan dengan waktu yang mereka miliki. Untuk undangan bagi mereka yang tinggal di Jakarta akan dikirimkan langsung anggota Komite, dan di luar Jakarta lewat pos, atau terima langsung.
Masih kata Rully, 11 nama yang diajukan Majelis Tinggi ini sudah memenuhi persyaratan umum dan khusus, termasuk administrasi. Karena kebanyakan mereka adalah tokoh publik, Komite tidak kesulitan melakukan penelusuran jejak rekamnya.