Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teroris Incar Polisi Tak Bersenjata

Aksi terorisme yang menjadikan anggota kepolisian sebagai sasaran rupanya sudah terendus sebelum aksi terjadi.

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Teroris Incar Polisi Tak Bersenjata
Warta Kota/Alex Suban
Mobil Toyota Avanza yang dikemudikan Bripka Ahmad Maulana dan membawa Tim Buser Polsek Pondok Aren hancur karena menabrak trotoar dan masuk got dalam pengejaran pelaku penembakan polisi tidak jauh dari Mapolsek Pondok Aren di Jalan Graha Raya Bintaro, Pondok Aren, Tangerang, Banten, Sabtu (17/8/2013). Aiptu Koes Hendratno yang mengendarai motor tewas ditembak, sementara Bripka Ahmad Maulana yang mengemudikan Avanza juga tewas ditembak saat berusaha mengejar pelaku penembak Aiptu Koes Hendratno. (Warta Kota/Alex Suban) 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi terorisme yang menjadikan anggota kepolisian sebagai sasaran rupanya sudah terendus sebelum aksi terjadi. Kepolisian menyatakan, sebelumnya pernah menyita sejumlah dokumen dari kelompok teroris. Is dokumen menyatakan, mengincar aparat kepolisian sebagai sasaran.

"Cara-cara seperti ini pernah terungkap dari dokumen yang kami miliki ketika beberapa tahun lalu kita sita dokumen milik teroris, baik tersimpan dalam dokumen, CD, atau pelajaran-pelajaran yang mereka rilis ke dunia maya," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (23/8/2013).

Dokumen itu juga menyebut nama sejumlah tokoh penting yang bakal menjadi target. Tindakan kepolisian selama ini dianggap sebagai rintangan yang menghambat. Aksi teroris tersebut juga disebut Boy sebagai aksi balas dendam.

"Petugas kepolisian yang paling di depan berantas mereka. Nah mereka mencari petugas kita yang lemah dari sisi kesiapannya seperti petugas Binmas, dan petugas Lalu Lintas," ujarnya.

Boy mencontohkan, aksi pernah terjadi di Solo saat kelompok Farhan Cs yang merupakan anak tiri Abu Omar menyerangan pos-pos polisi lalu lintas dan menyerang petugas polisi lalu lintas yang sedang bertugas saat itu.

"Jadi polisi kami yg diserang itu yang memberi layanan ke masyarakat, bukan polisi yang berhadapan dengan mereka. Mereka lebih lemah dan mudah diserang," ungkap Boy.

Berita Rekomendasi

Atas analisa tersebut, kepolisian menyatakan tidak gentar meskipun menjadi sasaran kelompok teroris. Boy menyebut, tidak ada aturan atau larangan tidak menggunakan seragam polisi saat berdinas, semua sudah ada ketentuannya sesuai dengan tugasnya masing-masing.

"Normal saja, hanya kewaspadaan yamg perlu ditingkatkan. Melayani masyarakat sudah jadi kewajiban mereka, mereka punya risiko. Tapi bagaimana seminimal mungkin meminimalisir risiko. Tapi dari dinamika berkembang yang penting masyarakat tetap dukung kami. Soalnya kan tujuan pelaku membuat masyarakat khawatir. Itu tujuan mereka," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas