TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Terdakwa korupsi pengadaan simulator SIM dan pencucian uang, Djoko Susilo, mengungkapkan bahwa keluarganya sangat terpukul dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK, kepadanya.

Sebab, menurutnya, Jaksa telah berlaku tak adil dengan melihat fakta-fakta yang muncul pada persidangan selama ini.

"Majelis hakim dan JPU yang saya hormati, mendengar tuntutan JPU yang sangat tinggi dan sangat janggal, telah menyebabkan, bukan hanya saya sebagai terdakwa, tapi juga keluarga dan kolega saya yang merasa terkejut luar biasa," kata Djoko ketika membacakan nota pembelaan (pledoi) di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (27/8/2013).

Tidak hanya itu, kata Djoko, perasaan keluarganya hancur seketika mendengar tingginya tuntutan tersebut.

"Meskipun, saya berusaha tetap tenang dan tidak menunjukkan ekspresi kekecewaan saya atas surat tuntutan itu," ujarnya.

"Saya justru jadi bertanya, apakah tujuan JPU untuk menegakkan hukum dan keadilan, atau semata-mata hanya ingin saya dihukum setinggi-tingginya," imbuhnya.

Seperti diketahui, pada perkara Djoko, susilo dituntut Jaksa Penuntut Umum, dengan pidana 18 tahun, dan Denda Rp 1 miliar subsider 1 tahun kurungan. Selain itu, Djoko dituntut membayar uang pengganti sebesar Rp 32 miliar, karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi dan pencucian uang.