DPP Golkar: JK Harus Memilih Golkar atau Jokowi
DPP Partai Golkar tampaknya sudah "gerah" dengan tindak-tanduk Muhammad Jusuf Kalla, yang terus menuai dorongan untuk menjadi capres.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya (DPP Partai Golkar) tampaknya sudah "gerah" dengan tindak-tanduk Muhammad Jusuf Kalla yang terus menuai dorongan untuk menjadi calon presiden (capres).
Pasalnya, partai berlambang pohon beringin itu sudah sejak rapat pimpinan nasional (rapimnas) tahun 2012, menetapkan Aburizal "Ical" Bakrie sebagai capres dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Karenanya, Ketua DPP Partai Golkar Firman Subagyo, tampak mengultimatum agar Jusuf Kalla (JK) menentukan pilihan, kalau kadernya tersebut hendak menjadi peserta pilpres berduet dengan Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo.
"Saya pernah dipecat Bang Akbar saat mendukung calon dari partai lain. Ini konsekuensi atau aturan-aturan yang ada di partai. Tentu semua kebijakan partai harus ditaati," ujar Firman saat dihubungi, Rabu (28/8/2013).
Namun, Firman menyadari bahwa di sisi lain setiap warga negara memiliki hak untuk memilih dan dipilih.
"Sehingga tak hanya Pak JK, tapi siapa saja anggota parpol setelah punya sikap politik perlu menentukan pilihannya. Contohnya Pak Endriartono yang maju konvensi Demokrat, tapi mundur dari Nasdem," ucap Wakil Ketua Komisi IV DPR ini.
Meski demikian, Firman tetap berharap JK tidak mengambil pilihan seperti itu. Ia meyakini, JK yang sudah dikenal luas sebagai tokoh bangsa bisa mengambil keputusan dengan bijaksana. Selain itu, Firman mengingatkan bahwa nama Jokowi juga belum pasti akan maju sebagai capres pada Pemilu 2014.
"Saya yakin Pak JK itu mempertimbangkan bijaksana menentukan sikap pilihannya," pungkasnya. (kompas.com)