Megawati Resah Kepemimpinan Nasional Miskin Regenerasi
Ketua Umum PDI Perjuangan ini mengaku, keresahannya sudah bertahun-tahun, menyikapi regenerasi kepemimpinan nasional sangat miskin.
Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suara-suara bernada desakan, agar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengusung regenerasi kepemimpinan dalam Pemilu 2014, di tengah partai politik lain sudah menyiapkan calonnya, bukan tidak diperhatikan Megawati Soekarnoputri.
Ketua Umum PDI Perjuangan ini mengaku, keresahannya sudah bertahun-tahun, menyikapi regenerasi kepemimpinan nasional sangat miskin. Hal itu diungkapkannya dalam pidato politik, membuka Rakernas III PDI Perjuangan di Econvention Hall, Jakarta, Jumat (6/9/2013).
"Saya dan PDI Perjuangan berterimakasih untuk itu. Keresahan saudara-saudara atas miskinnya calon kepemimpinan nasional adalah juga keresahan saya bertahun-tahun. Tetapi saya dan PDI Perjuangan tidak sekadar resah. Kami tidak sekadar berkeluh kesah," ujar Mega.
Apa yang dirasakan Megawati, diakuinya setelah mendengar sungguh-sungguh suara-suara yang disampaikan, maupun berbisik-bisik, dan lantang oleh orang kebanyakan, warga partai dan bahkan sejumlah tokoh.
"Karenanya, sejak lebih dari 10 tahun lalu, secara sengaja dan bertahap PDI Perjuangan menyiapkan generasi baru kepemimpinan nasional. Kami boleh berbangga karena kerja keras dan konsistensi kami mulai membuahkan hasil," katanya lagi.
PDI Perjuangan, lanjut Mega, berhasil melahirkan deretan pemimpin muda potensial, seperti Jokowi, Ganjar Pranowo, Suryo Respationo, Rano Karno, Puan Maharani, Rustam Effendi. Belum lagi jumlah bupati muda yang selalu dibanggakannya sebagai hasil kerja keras partai.
Mega yakin di tangan mereka kelak Indonesia akan mengalami kondisi lebih baik. PDI Perjuangan ditegaskannya tidak akan pernah berhenti menyiapkan calon-calon pemimpin bangsa. Sebagai calon pemimpin, mereka harus terus digembleng dan menghadapi ujian sejarah.
"Sebab tidaklah ringan tantangan yang akan mereka hadapi. Tetapi kami belajar dari masa lalu. Kami selalu lakukan evauasi dan kontemplasi dan belajar dari sejarah," katanya lagi.