Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kejadian Penembakan Bripka Sukardi Akan Kembali Terjadi

Tidak adanya akselerasi Polri dalam pengungkapan tuntas kelompok terorganisasi pelaku peristiwa-peristiwa

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Kejadian Penembakan Bripka Sukardi Akan Kembali Terjadi
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Istri polisi korban penembakan, Tirta Sari (dua kiri) dan putrinya, Devi Novita Sari (tiga kiri) dihibur keluarganya saat menangis di depan jenazah Bripka Sukardi yang disemayamkan di Gedung Sanggita, Asrama Mabes Polri, Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (11/9/2013). Bripka Sukardi ditembak orang tak dikenal Selasa (10/9/2013) malam di depan Gedung KPK saat sedang melakukan pengawalan. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM - Tidak adanya akselerasi  Polri  dalam pengungkapan tuntas kelompok terorganisasi pelaku  peristiwa-peristiwa penembakan keji terhadap anggota Polri, membawa dampak terulangnya  kejadian penembakan terhadap  Bripka Sukardi.

“Anggota Polri yg tengah bertugas, masih tetap dihadapkan pada situasi keterancaman tinggi ,tanpa jaminan proteksi yg memadai,” kata Mulyana W Kusumah, Direktur Eksekutif Seven Strategic Studies (7SS) di Jakarta Rabu (11/9/2012).

Kejadian penembakan Bripka Sukardi dipastikan kembali dilakukan oleh kelompok bersenjata yang cukup kuat dan kini masih beroperasi di Jakarta. Sesuai pantauan CCTV, para pelaku adalah orang-orang  terlatih menggunakan senjata api, memiliki mobilitas tinggi, keberanian luar biasa dan  mempunyai kapasitas bekerja secara tim  dengan disain perencanaan tertentu.

Mulyana mengatakan, target kelompok bersenjata ini tidak sekadar menggunakan ancaman kekerasan, akan tetapi membunuh Polisi yang sedang  bertugas. Pada kasus penembakan terhadap Bripka Sukardi tidak cukup dengan penembakan horizontal, akan tetapi ada pelaku lain yang melakukan eksekusi dengan penembakan vertikal yang mengakibatkan kematian.

“Dalam pengungkapan pelaku penembakan Bripka Sukardi, Polri seharusnya melakukan analisis dan evaluasi yang lebih terbuka pada semua kemungkinan, tidak terfokus secara kaku pada kelompok-kelompok dalam jaringan terorisme,” ujar Mulyana, kriminolog Universitas Indonesia (UI).

Polda Metro Jaya secara khusus perlu meningkatkan intensitas dan ektensivitas perburuan terhadap kelompok pelaku penembakan. Harus ada perintah lebih tegas,  anggota Polri yang menjalankan tugas perlu bekerja dalam bentuk tim yang lebih siaga terhadap kemungkinan menjadi korban kekerasan bersenjata api.

Mengingat dalan kasus penembakan Bripka Sukardi, banyak saksi (sekitar 12 orang), kiranya maka Polri bukan hanya memaksimalkan keterangan saksi untuk menggali informasi, juga memberi perlindungan pada para saksi.

BERITA REKOMENDASI

Kinerja profesional Polri harus ditunjukkan dengan tdk terjebak dalam wacana spekulatif  atau mengkomunikasikan dugaan dini tentang motif dan identifikasi kelompok pelaku.
“Tetap terbuka kemungkinan kelompok pelaku adalah kelompok yang sama atau mempunyai hubungan erat dengan kelompok pelaku penembakan sebelumnya, atau justru kelompok bersenjata yang berbeda dengan  motif dan tujuan berbeda,” kata Mulyana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas