TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-- Ketidakhadiran Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam deklarasi 11 calon Presiden Konvensi berbuah kekecewaan. Kekecewaan yang dirasakan oleh salah seorang anggota Komite Konvensi, Effendy Gazali.

Apalagi menurutnya, deklarasi 11 peserta konvensi yang digelar, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (15/9/2013), adalah agenda penting.

"Saya kecewa dengan Pak SBY tidak hadir. Seperti tidak ingin memberikan suport pada peserta. Ya seperti tidak mau memberikan tongkat estafet," tutur Effendy Ghazali, anggota Komite non-kader Partai Demokrat, usai Deklarasi, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (15/9/2013).

Pakar komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) ini tidak bisa menerima alasan ketidakhadiran SBY untuk memberikan keleluasaan peserta mengekspresikan visi dan misinya.

Sebelumnya, Ketua Harian Partai Demokrat, Syarief Hasan mengatakan maksud dibalik ketidakhadiran SBY, tak lain agar seluruh peserta konvensi bisa lebih leluasa dan berekspresi bebas menyampaikan visi dan misinya.

"Tak bisa itu jadi alasan. Karena kita lihat tadi tidak lepas juga peserta menyampaikan visinya," dia menilai.

Sebagai informasi, deklarasi 11 peserta konvensi dijadwalkan, SBY akan hadir. Namun akhirnya SBY memutuskan untuk tidak hadir dalam deklarasi tersebut.

Sebelumnya, Syarief katakan juga ketidakhadiran SBY, mau menunjukkan dukungannya penuh kepada seluruh peserta.  SBY ingin menunjukkan tidak ada anak emas kepada salah satu peserta.

"Jadi kalau ada dia, nanti grogi, tidak bebas, Seperti pak Dahlan tadi bebaz dia ngomong. Pak Dino Patti Djalal juga bebas ngomong. Jadi kalau bapak SBY datang kan itu pasti ada rasa sungkan," jelasnya.

Lebih lanjut Syarief pastikan bahwa SBY juga mengikuti acara launcing kesebelas Capres Konvensi.  "Beliau tidak hadir bukan karena capek. Tapi mau kasih kebebasan agar para peserta tidak sungkan jika beliau hadir," katanya.