Soal Isu Pergantian Kapolri, Timur Pradopo Jangan Galau
Anggota Komisi III DPR Sarifudin Sudding meminta Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo tidak merasa galau
Penulis: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Sarifudin Sudding meminta Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo tidak merasa galau. Kegalauan itu, menurut Sudding terkait isu pergantian Kapolri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Padahal, Kapolri seharusnya fokus mengungkap kasus penembakan anggota polisi yang marak akhir-akhir ini.
"Jangan galau mau diganti," kata Sudding dalam rapat kerja dengan Kapolri di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/9/2013).
Sudding mengingatkan bahwa Presiden tidak memiliki hak mutlak untuk mengganti Kapolri. Sebab harus meminta persetujuan dari DPR.
"Jadi itu bukan hak prerogratif Presiden," imbuhnya.
Sudding meminta Kapolri untuk dengan cepat menangkap pelaku tersebut. Ia juga melihat penembakan polisi di berbagai lokasi di kawasan Jabodetabek diduga berkaitan.
"Bapak jangan galau atas pergantian itu dan mengabaikan persoalan seperti penembakan polisi," ujarnya.
Politisi Partai Hanura ini menilai kejadian antara penembakan di Pondok Aren dan KPK masih berkaitan. Ia tidak sependapat dengan kepolisian yang menyatakan motifnya berbeda.
"Orang terlatih bisa mengubah-ubah modus untuk menghilngakn jejak. Wakapolri bilang ini profesional dan tenang, itu orang terlatih bukan teroris, orang profesional mengubah modusnya," katanya.
Ketua Fraksi Hanura itu juga meminta Polri tidak mengabaikan informasi bahwa pelaku tersebut bisa berasal dari internal kepolisian.
"Jangan mengambil kesimpulan ini pelaku teroris, atau bisa jadi internal, bila dianggap kepemimpinan Jenderal Timur lemah dengan isu pergantian kapolri oleh istana, maka fokus sampai berakhir," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.