Demi Perkebunan Sawit Lahan Peserta Transmigrasi Dirampas
Peserta transmigrasi di Indonesia nasibnya semakin mengenaskan seiring laju perkembangan dan perluasan perkebunan kelapa sawit
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Peserta transmigrasi di Indonesia nasibnya semakin mengenaskan seiring laju perkembangan dan perluasan perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri (HTI).
Perluasan kebun kelapa sawit dan HTI yang membutuhkan lahan merampas lahan yang dimiliki peserta transmigrasi. Misalnya perusahaan PT Tri Mitra Lestari yang beroperasi di Jambi.
Ujang, warga desa Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, mengatakan peserta transmigrasi harus menghadapi konflik berkepanjangan ketika lahan mereka dirampas perusahaan perkebunan.
HGU (hak guna usaha) perusahaan dibuat dengan sekendak hati mereka sementara warga sendiri tanpa dibekali dokumen surat keputusan dan peta transmigrasi sehingga sangat mudah menggusurnya.
"Pemerintah setelah menempatkan warga di lokasi transmigrasi tidak bertanggung jawab dengan membiarkan warga kehilangan sumber mata pencaharian. Pihak BPN (Badan Pertanahan Nasional) wilayah cenderung memihak perusahaan dengan tidak melibatkan warga dalam rekonstruksi wilayah HGU PT Tri Mitra Lestari," kata dia saat memberikan keterangan di kantor Walhi, Jakarta, Jumat (20/9/2013).
Sementara itu Tamin, Kepala Desa Sungai Bungur, Kecamatan Kumpai Ilir, Kabupayten Muaro Jambi, mengatakan warganya kehilangan tanah sejak 2008 dan harus membayar kredit terhadap lahan plasma yang tidak mereka dapatkan.
Warga semula dijanjikan mendapatkan kebun plasma seluas 1.200 hektar. Namun hanya 975 hektar yang diberikan. Itu pun ternyata tidak bisa menjadi hak milik warga seutuhnya karena setiap bulan warga hanya menerima hasil melalui koperasi setelah mengalami berbagai potongan oleh perusahaan termasuk kredit terhadap 225 hektar warga yang tidak pernah menjadi hak milik warga.
Sekedar informasi, perkebunan sawit dan HTI laju ekspansinya melonjak dalam 10 tahun terakhir. Tahun 2004 HTI masih 5,9 juta hektar namun 2010 sudah mencapai 10,4 juta hektar. Begitu juga perkebunan sawit yang pada tahun 2004 hanya seluas 5,4 juta hektar menjadi 12,5 juta hektar pada tahun 2012.