Mustafa Nekat Jadi Imingran Gelap karena di Irak Dilarang Berambut Gondrong
Satu dari 74 imigran gelap asal Timur Tengah, memiliki alasan yang terbilang unik sehingga dirinya pergi meninggalkan tanah airnya, Irak.
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Satu dari 74 imigran gelap asal Timur Tengah yang ditangkap di Garut, Mustafa Abubakar (33), memiliki alasan yang terbilang unik sehingga dirinya pergi meninggalkan tanah airnya, Irak.
Mustafa, yang mengaku baru tinggal di Jakarta selama 1,5 bulan sebelum ditangkap di Garut ini, ikut rombongan imigran tersebut untuk mendapat suaka di Australia.
"Saya sudah tidak bisa lagi tinggal di Irak. Hampir setiap hari ada ledakan dan korban meninggal. Saya ingin hidup tenang dengan kebebasan. Di Irak, punya rambut panjang saja tidak boleh," kata pria berambut ikal sebahu ini.
Mustafa mengatakan meninggalkan tanah kelahiran dan keluarganya untuk mendapat kehidupan yang lebih damai di Indonesia atau Australia. Dalam rombongan tersebut, dia kurang mengenal para imigran lainnya.
Imigran lainnya yang mengaku asal Irak, Usamah Sain(38), mengatakan mengundurkan diri dari Kepolisian Baghdad untuk mendapat kehidupan yang lebih damai di negara di luar Irak. Dia meninggalkan istri dan anak-anaknya dahulu untuk membangun rumah di Australia.
"Rencananya begitu saya sampai di Australia, keluarga saya langsung menyusul. Di Irak tidak aman menjadi polisi, selalu menjadi incaran militan dan teroris," kata Usamah.
Sebelumnya diberitakan, Sebanyak 74 imigran gelap asal Timur Tengah diamankan Polres Garut, Kamis (19/9/2013). Mereka yang hendak menuju Australia melalui Kabupaten Garut ini, ditangkap di Kecamatan Leles.Kapolres Garut Ajun Komisaris Besar Arif Rachman mengatakan, para imigran berasal dari Lebanon, Irak, Iran, dan Pakistan. Mereka terdiri atas 7 anak-anak, 45 laki-laki dewasa, dan 22 perempuan dewasa. (sam)