Ruhut Sitompul Benarkan Ada Lobi Calon Hakim Agung
Kalau KY ngomong begitu. Bilang dong, biar malu mereka-mereka yang menolak aku. Jangan sok idealis
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Demokrat Ruhut Sitompul tidak menyanggah adanya dugaan calo dalam proses seleksi calon hakim Agung. Anggota Komisi III DPR itupun meminta Komisi Yudisial membongkar dugaan tersebut.
"Kalau KY ngomong begitu. Bilang dong, biar malu mereka-mereka yang menolak aku. Jangan sok idealis," kata Ruhut ketika dikonfirmasi, Jumat (20/9/2013).
Menurut Ruhut, adanya calo tersebut terusik ketika ia terpilih sebagai Ketua Komisi III DPR. "Sudah capek aku dengarnya. Kebayang kan kalau saya ketua," ujarnya.
Ruhut mengatakan akan membicarakan permasalahan tersebut secara personal bila telah diresmikan menjabat Ketua Komisi III DPR.
"Nanti aku ngomong dari hati ke hati. Jangan jadi badut, mereka kan bilang jadi badut," imbuhnya.
Ruhut pun mengungkapkan seringnya ia tidak mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR. Sebab, ia menjauhi praktek calo tersebut.
Namun, ketika ditanya siapa yang menjadi calo dalam seleksi uji hakim, ia enggan mengungkapkannya. "Aku tanya sama kau, fit and proper tes aku pernah ikut? karena prakteknya memang kaya gitu," ujar Ruhut.
Ruhut sependapat dengan pernyataan Wakil Ketua KY Imam Anshori yang menyatakan adanya lobi-lobi untuk meluluskan calon hakim agung.
"Nanti itu tugas aku untuk menyikat yang kayak begitu. Makanya mereka ketar-ketir aku jadi ketua komisi," tuturnya.
Wakil Ketua Komisi Yudisial (KY), Imam Anshori Saleh, menegaskan dugaan adanya calo dalam proses seleksi Hakim Agung di Komisi III DPR RI. Calo ini bertujuan untuk meloloskan nama Hakim Agung tertentu.
"Ya ada juga (calo seperti itu). Kan bukan hal baru lagi anggota DPR jadi calo anggaran dan lain-lain," kata Imam ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (19/9/2013).
Menurut dia pengalaman seleksi Hakim Agung sebelumnya pernah ditawari Rp 200 juta untuk meloloskan seorang calon Hakim Agung yang mengikuti seleksi.
"Saya pernah mengalami sendiri hal itu. Laporannya dari calon Hakim Agung yang gagal jadi Hakim Agung yang nyanyi ke saya," kata dia.