Cak Imin Belum Tahu Peristiwa Lobi di Toilet DPR
Peristiwa lobi toilet DPR yang dilakukan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bachrudin Nashori dengan calon hakim
Penulis: Y Gustaman
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peristiwa lobi toilet DPR yang dilakukan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bachrudin Nashori dengan calon hakim agung Sudrajat Dimyati belum sampai diketahui Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
"Saya belum mengetahuinya (peristiwa lobi toilet DPR, red)" ungkap Muhaimin singkat saat dikonfirmasi prilaku kadernya, usai makan soto Madura di bilangan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Minggu (22/9/2013).
Bahruddin, anggota Komisi III Fraksi PKB telah membantah melakukan pertemuan khusus dengan calon hakim agung Sudrajad Dimyati. Sudrajad demikian juga, membantah pertemuan dengan Bahruddin menyoal lobi.
"Dari pagi saya datang, terlambat dan masuk. Beliau (Calon Hakim Agung) sedang presentasi. Saya buka buku itu, terus ngobrol sama kanan kiri ini gimana," kata Bahruddin kepada wartawan di DPR, Jakarta, Rabu (18/9/2013).
Setelah selesai, ia meminta daftar jadwal hakim agung. Sebenarnya jadwal uji kelayakan dan kepatutan ada di buku yang diterima anggota komisi III. Namun, Bahruddin mengaku tidak ingin merobek buku tersebut.
"Saya minta yang terlampir. Kemudian saya keluar dan beliau ada di depan saya, aku mau ke toilet juga, dia mau ke toilet jg. Di toilet, mungkin saya berharap CCTV ada di toilet," katanya.
Saat masuk toilet, Bahruddin menceritakan Sudrajad sedang buang air kecil. Kemudian ia mengeluarkan kertas. "Pak saya mau tanya dua perempuan ini yang karir dan nonkarir mana, dia menunjuk. Untungnya ini enggak disentuh," jelasnya.
Ia mengatakan calon hakim agung tersebut hanya melihat kertas tersebut. Kemudian kertas itu dimasukkan kembali. "Sudah saya keluar. Terus saya dikasih tahu oleh staf saya, katanya saya terima sesuatu," ungkapnya.
Bahruddin mengakui bila dirinya dihubungi oleh konstituen mengenai kasus tersebut. Ia pun siap dipanggil Badan Kehormatan (BK) untuk mengklarifikasi peristiwa tersebut.
Ketika ditanyakan mengapa menanyakan calon hakim agung di toilet, Bahruddin mengaku hanya spontan. "Tidak ada niat sama sekali. kalau ada janji ada telepon kan bisa. Spontanitas. Saya pulang dan tidur. Ada telepon dan saya bangun, staff saya bilang saya ditunggu Komisi III," tuturnya.
Sudrajad 12 daftar calon hakim agung hasil seleksi jilid I. Sisanya Arofah Windiani, Bambang Edy Sutanto Soedewo, Eddy Army, Hartono Abdul Murad, Heru Iriani, Is Sudaryono, Manahan M. P. Sitompul, Maruap Dohmatiga Pasaribu, Mulijanto, Sumardijatmo, dan Zahrul Rabain.