Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Caleg PBB ini Pilih Blusukan dan Pasang Spanduk Mini

Sejumlah Caleg menyiasatinya dengan membuat spanduk mini yang ukurannya di bawah standar yang ditetapkan KPU

Penulis: Y Gustaman
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Caleg PBB ini Pilih Blusukan dan Pasang Spanduk Mini
Yogi Gustaman/Tribunnews.com
Caleg PBB Arfiansyah Noor (kemeja putih) saat berdiskusi di Media Center KPU, Jakarta, Jumat 27 September 2013. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembatasan alat peraga kampanye banyak diamini calon legislatif yang tak berduit banyak. Bahkan mereka menyiasatinya dengan membuat spanduk mini yang ukurannya di bawah standar yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum.

Salah satunya diamini Apriansyah Noor atau akrab disapa Ferry. Caleg PBB untuk DPR RI nomor urut satu daerah pemilihan Jambi ini mengaku, dirinya bahkan banyak temannya sesama partai terbantu dengan peraturan pembatasan alat peraga yang dimuat dalam PKPU No 15 Tahun 2013.

"Kita sangat terbantu sekali dan sangat efektif bagi kader kami yang tidak banyak uang. Dari awal kami memang memilih blusukan," ungkap Ferry kepada wartawan usai diskusi mingguan di Media Center KPU, Jakarta, Jumat (27/9/2013).

Komandan Brigadir Hizbullah Pusat, organisasi sayap PBB, menambahkan, ada untungnya peraturan ini dibuat. Pasalnya tiap musim kampanye tiba, ruang publik kotor dengan spanduk, baliho dan umbul-umbul yang dipasang seenaknya.

Dengan PKPU No 15 Tahun 2013 untuk Pemilu 2014, pemasangan alat peraga tak akan lagi merusak keindahan kota karena sudah ditetapkan zonasi atau wilayah mana saja yang bisa dipasangi alat peraga. Lagipula untuk caleg DPR, DPRD hanya dibatasi satu spanduk tiap zona.

"Memang ada beberapa hal yang harus diterapkan, sistemnya harus dilaksanakan dengan baik. KPU jangan tebang pilih. Jangan sampai ada spanduk caleg yang diturunkan dan yang lainnya tidak. KPU harus melakukan pengawasan langsung," tambahnya.

Bikin Spanduk Mini

BERITA TERKAIT

Sadar amunisi keuangannya terbatas, Ferry memilih memasang spanduk mini berukuran 1x1.5 meter, jauh dari spanduk ukuran maksimal yang ditetapkan KPU yakni 1.5x7 meter. Bukan tanpa alasan Ferry membuat spanduk kecil ini.

"Pasang spanduk 1x1.5 itu agar bisa dipasang di rumah tim relawan. Lagipula, tidak ada ongkos keamanan, tidak ada ongkos pasang, dan tidak takut dihancurkan orang karena posisinya di dalam rumah," timpal Ferry.

Ferry menyadari, jika harus membuat spanduk sebesar 1.5x7 meter, butuh biaya banyak. Sebut saja harus ada kayu dan tali untuk membentangkan spanduk di jalan. Belum ongkos keamanan agar spanduk tidak dicopot, dan jika dipasang di jalan rawan dirusak.

Sehingga, kata Ferry, bersama teman-temannya membuat spanduk mini berukuran 1x1.5 meter. Karena, di samping murah meriah, tidak perlu beli kayu untuk mendirikannya. Spanduk kecil juga mendorong caleg mengumpulkan banyak relawan.

Ketika ditanya soal harga spanduknya, menurut Ferry cukup murah yakni Rp 30 ribu perunitnya. Di spanduknya, selain foto dirinya sebagai caleg, ada foto Yusril Ihza Mahendra sebagai Ketua Dewan Syuro PBB dan Gubernur Jakarta Jokowi yang menjadi ikon karena blusukannya.

Tak cukup mengandalkan spanduk, Ferry memilih blusukan yang sudah dijalaninya selama empat bulan. Ia turun ke bawah tidak sendiri, tetapi bersama-sama caleg tingkat provinsi, kabupaten atau kota. Uang spanduk dialihkan untuk biaya transportasi blusukan.

"Strategi melakukan sosialisasi ke masyarakat langsung dengan blusukan itu efektif dan murah. Hanya modal tenaga dan waktu, juga mengeluarkan uang untuk persiapan konsumsi. Efeknya cukup bagus," tambahnya lagi.

Karena bentangan daerahnya cukup luas, pria berbadan gemuk ini tak menjelajahi semuanya. Ada wilayah yang diprioritaskan untuk didatangi sebagai basis massa atau konstituennya. Tanpa pembatasan lokasi, butuh banyak uang dan waktu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas