Pesan Munim Idris Kepada Anak Didiknya
Jarang sekali terdengar seorang ahli forensik di Indonesia.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Jarang sekali terdengar seorang ahli forensik di Indonesia. Kalau pun ada, yang sering muncul adalah nama Abdul Mun'im Idris, yang pada pukul 02.45 WIB, Jumat (27/9/2013) pagi tadi menghembuskan nafasnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Rasa duka dan kehilangan tak hanya keluarga merudung keluarga almarhum. Pria berusia 66 tahun tersebut diketahui mengidap kanker pankreas dan sakit komplikasi lain.
Salah seorang mantan anak didik almarhum, yang juga mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Sumi (25) mengenal sosok Mun'im Idris sebgai sosok yang penyabar dan disiplin dalam mentransfer ilmunya.
Kesabaran Mun'im Idris dalam memberikan kuliah, membuat Sumi tertarik dalam mendalami ilmu forensik.
"Saya pertama geli dan takut memegang mayat, tapi beliau terus memberi support, akhirnya saya berani untuk memegangnya," katanya.
Mun'im mengembuskan napas terakhir setelah sempat menjalani operasi penyembuhan penyakit kanker pankreas. Dia meninggal saat mendapatkan perawatan di ruang ICU, karena kesehatannya menurun.
Orang yang pernah menjadi saksi ahli terkait forensik dalam berbagai kasus pembunuhan tersebut di kebumikan di TPU Menteng Pulo, Jakarta Pusat.