KPK akan Panggil Paksa Komisaris Kernel Oil
Juru Bicara KPK Johan Budi pun menegaskan, KPK bisa memanggil paksa Ari pada pemeriksaan selanjutnya
Penulis: Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisaris PT Kernel Oil Pte Ltd (KOPL) Indonesia Ari Kusbiantoro kembali mangkir dari panggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (30/9/2013). Padahal, Ari dijadwalkan bersaksi untuk tersangka Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini.
Penjadwalan pemeriksaan untuk Ari hari ini, merupakan yang kedua kalinya, setelah Rabu (28/8/2013) lalu dia mangkir.
Juru Bicara KPK Johan Budi pun menegaskan, KPK bisa memanggil paksa Ari pada pemeriksaan selanjutnya.
"Dia bisa dipanggil paksa," kata Johan di kantor KPK.
Sebelumnya Ari sempat disebut-sebut dekat dengan keluarga Cikeas.
Ari yang merupakan Direktur KOPL Indonesia, diduga sangat tahu kasus dugaan suap tersebut. Sepak terjangnya di dunia bisnis, memang terbilang cemerlang. Bagaimana tidak, selain memiliki usaha di "sektor basah", dirinya juga memiliki akses ke keluarga Cikeas.
Ari merupakan teman dekat Agus Harimurti Yudhoyono, putra presiden sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sejak sama-sama sekolah di SMA Taruna Nusantara.
Latar belakang yang intens keduanya, memudahkan Ari masuk ke keluarga Cikeas, yang notabene juga keluarga pengusaha.
Hal itu pula, diduga yang memudahkan Kernel Oil masuk ke dalam lingkaran BP Migas, yang saat ini sudah berganti menjadi SKK Migas pimpinan Rudi Rubiandini.
Sementara pengawasannya langsung oleh orang kepercayaan SBY yakni Menteri ESDM Jero Wacik. Sama dengan Jero, Rudi yang sebelumnya menjabat Wakil Menteri ESDM, juga merupakan orang kepercayaan SBY.
Disisi lain, ternyata pada 2013 ini, Kernel Oil berencana meluaskan bisnisnya di SKK Migas. Karena itu, Kernel Oil langsung menerjunkan para petingginya, termasuk Simon Tanjaya ke Indonesia.
Kendati demikian, tidak lantas semulus tahun-tahun sebelumnya. Pada 2013 ini, Kernel Oil harus menyiapkan dana sekitar 5 Juta dolar AS untuk memuluskan rencana itu. Satu diantara faktornya, saat ini merupakan tahun politik, dimana partai Demokrat tengah mengumpulkan dana menjelang Pilpres 2014.