PDIP Diminta Segera Lantik Pengganti Taufiq Kiemas di DPR
penerus Taufiq Kiemas di DPR prosesnya tak tentu berita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis Petisi 28 Haris Rusli meminta PDI Perjuangan segera melakukan proses pergantian antarwaktu (PAW) almarhum Taufiq Kiemas di DPR. Sudah hampir empat bulan kursi yang ditinggalkan Taufiq kini kosong.
“Meski tidak ada aturan, karena PAW itu kewenangan internal tapi tentunya proses PAW ini harus dilakukan secepat mungkin,” kata Haris dalam pernyataannya, Selasa(1/10/2013).
Haris mengatakan penerus Taufiq Kiemas di DPR prosesnya tak tentu berita. Dia mengaku prihatin, ada apa dengan Ketua Umum PDI Perjuangan yang menelantarkan proses PAW tersebut.
Lebih jauh Haris menjelaskan, benar peserta pemilu adalah partai politik. Tapi, dengan suara terbanyak maka kader sebagai calon anggota legislatif memiliki peran atas kemenangan partai.
“Negara ikut membiyayai, jika proses PAW yang sampai menunggu 4 bulan ini dihambat, maka penyelenggara pemilu yaitu KPU ikut dirugikan,” ujar Haris.
Sementara itu Pengamat Jeirry Sumampow mengatakan, lambatnya proses PAW di DPR bisa terjadi di DPR/MPR, bisa di KPU dan terakhir di Parpol.
“Bisa saja disini parpol yang menghambat, sengaja diulur-ulur. Sehingga, KPU tidak bisa merespon Sebenarnya PAW itu soal adminsitratif sangat sederhana,” kata Jeirry.
Secara umum kata Jeirry, proses PAW lebih banyak hambatannya ada di parpol. Karena adanya proses lobi antara si calon dengan parpol.
“Siapa yang akan menggantikan, dia tentu harus lobi. Harusnya dia menggantikan, tapi karena lobinya lemah maka bisa saja terpental,” ujarnya.
Mestinya lanjut Koordinator Komite Pemilih Indonesia proses PAW ini tidak boleh berlama-lama, meski memang tidak ada batas waktu yang mengatur. Agar tidak timbul persepsi negatif, PDIP semestinya melakukan langkah cepat.
“Ini perlu diurai, dimana terjadi penghambatnya. Ada baiknya ini ditanyakan ke KPU, MPR dan parpol itu sendiri,” ujarnya.
Calon pengganti Taufiq Kiemas, Beathor Suryadi mengaku masih terus menunggu keputusan partai terkait dengan proses PAW tersebut.
“Betul peserta politik itu adalah parpol, tapi dengan suara terbanyak ini kan pribadi-pribadi (caleg, red) keluar uang. Ini mengejar haknya. Saya sudah ketemu Sekjen, Wasekjen. Mereka meminta saya untuk tetep menunggu,” kata Beathor.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.