Potret Kekeringan di Serang Lantaran Buruknya Saluran Irigasi
Petani di tiga desa di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, gagal panen di periode ini.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Petani di tiga desa di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, gagal panen di periode ini. Disinyalir, pembangunan saluran irigasi yang tak sesuai standar jadi penyebabnya.
Sumber Warta Kota menyebut dari data di KPK pembangunan saluran irigasi dibuat hanya setengah dari rencana utama pembangunan (master plan). Tiga desa yang gagal panen, yakni Desa Alang-Alang, Desa Lontar, dan Desa. Desa ini berada sekitar 20 kilometer dari Kota Serang ke arah Laut.
Pantauan Wartakotalive.com, Senin (14/10/2013) siang, sawah di sepanjang jalan tampak kering. Jalanan membelah areal persawahan. Saking keringnya, tanah di area sawah sampai belah.
Padi pun tampak mati. Ada padi yang sudah tinggi, ada pula padi yang masih kecil. Menurut seorang petani, Buang (45), sawah sudah kering selama empat bulan. Itu berarti mereka gagal panen. Padi yang Ia tanam pun mati.
"Sejak puasa sudah habis airnya ini," ujar Buang kepada Warta Kota, siang ini.
Sebenarnya, tiga desa itu tak perlu sampai gagal panen apabila saluran irigasi dibuat secara benar. Sebab, di kampung dan kecamatan yang berada berseberangan Kecamatan Tirtayasa, padi tumbuh subur, bahkan sudah mau panen lagi.
Beberapa kampung yang sawahnya tetap berair adalah Kampung Sedayu dan Kampung Sujung. Hal itu lantaran ada Kali Grujugan yang melintasi desa-desa di seberang Kecamatan Tirtayasa.
Buang melanjutkan, sebenarnya apabila Pemerintah Provinsi mau membuatkan sodetan agar parit-parit di Desa Lontar dan Desa Alang-alang terisi air, pasti mereka tak perlu mengandalkan hujan lagi.
Menurut Buang, tadinya hampir semua sawah di desa lainnya adalah sawah tadah hujan. Tapi kemudian sawah di desa lain tak tergantung hujan lagi setelah dibangunkan parit dan airnya diisi dengan menyodet kali grujugan.
Tapi, kata Buang, ternyata pembangunan parit tak sampai di desa mereka. Makanya, mereka pun selalu gagal panen setiap tahun. Salah memperkirakan sedikit, kerugian sudah menunggu mereka.
"Korupsi terus sih Pemda itu," kata Buang.