Prof Subur Tidak Pernah Minta Dijemput di Kantor BIN
Bekas Ketua Umum Partai Demokrat Prof Subur Budhisantoso membantah dirinya meminta dijemput oleh pengurus PPI
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bekas Ketua Umum Partai Demokrat Prof Subur Budhisantoso membantah dirinya meminta dijemput oleh pengurus Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Sri Mulyono di Kantor Badan Intelijen Negara (BIN) di Kalibata, Jakarta Selatan.
Ia merasa tidak pernah mengofirmasi bahwa dirinya minta dijemput di daerah Kalibata tersebut.
"Tidak. Saya tidak ada konfirmasi dari pak Sri Mulyono bahwa saya minta jemput di Kalibata," kata Prof Subur Jalan Kertanegara Nomor 49, Jakarta Selatan, Senin (21/10/2013).
Prof Subur menuturkan, baik dari panitia yang menggelar Dialog Dinasti Versus Meritokrasi Politik', di rumah pribadi Anas Urbaningrum atau dengan Sri Mulyono dirinya tidak pernah menjalin komunikasi pada saat ia berada di kantor BIN.
"Baik dengan panitia PPI atau pak Sri saya tidak ada komunikasi," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Rahmad, panitia acara diskusi dialog PPI bertema 'Dinasti Versus Meritokrasi Politik', di rumah pribadi Anas Urbaningrum mendapat informasi Prof Subur Budhisantoso berhalangan hadir dari Sri Mulyono.
"Info ini saya dapatkan dari saudara Sri Mulyono yang ditugaskan menjemput Prof. Subur. Secara rinci info yang kami terima bahwa Prof.Subur bersedia hadir dalam acara dialog PPI, melalui undangan via Blackberry Messenger dengan Anas Urbaningrum," kata Rahmad kepada wartawan di Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (20/10/2013).
Mantan Direktur Eksekutif Partai Demokrat tersebut menjelaskan, Prof Subur sengaja diundang sebagai pakar antropologi. Saat Sri yang juga pengurus PPI, menjemput Prof Subur, ia mendapat info bahwa mantan Ketua Umum Demokrat tersebut dijemput staf BIN dan berada di kantor BIN, Kalibata, Jakarta Selatan.
"Karena itulah saudara Sri ke kantor BIN untuk menjemput Prof SBS," katanya.
Rahmad menjelaskan, sesampainya di kantor BIN, Sri menghubungi Prof Subur melalui sambungan telepon. Dalam komunikasi tersebut dikatakan Rahmad, Subur sedang bertemu dengan Kepala BIN.
"Semula jam 10 ditunda lantaran Kepala BIN harus menjemput Presiden SBY di Bandara Halim. Karena itulah Sri diminta untuk menunggu Prof Subur sampai dengan selepas Salat Jumat. Sekitar pukul 13.00 WIB, Prof Subur menyampaikan bahwa dirinya tak dapat hadir menjadi narsum dalam diskusi PPI," katanya.
Sri menurut Rahmad, diminta untuk tidak menunggu Prof Subur, dan menyampaikan maaf atas ketidakhadirannya kepada panitia acara.
"Karena tidak berhasil menjemput Prof Subur, Sri kembali ke Duren Sawit. Informasi itu yang saya sampaikan dan dialog PPI tetap berjalan dengan baik," ujarnya.