Ustaz Ahya: Kami Berjuang untuk Banten!
Masyarakat terus mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar tak gentar mengusut kasus dugaan korupsi di Banten
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat terus mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar tak gentar mengusut kasus dugaan korupsi di Banten yang telah menyeret adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Tubagus Chaeri Wardana.
Kali ini sekitar 40 orang santri dan ulama menggelar pengajian di kantor KPK, Jakarta, Jumat (25/10/2013).
Para santri dan ulama yang berasal dari Forum Ulama Santri Banten (Fusbe) dan mengenakan peci, baju koko dan sarung turut membaca surat Yasin di ruang konferensi pers KPK.
Perwakilan Fusbe, Ustaz Ahya Anshori, menyatakan, dukungan yang diberikan santri dan ulama Banten ini bukan untuk kali pertama. Menurut Ahya, dalam pengajian kali ini, pihaknya membaca surat Yasin sebanyak empat kali terkait dukungan kepada KPK agar terus membongkar korupsi di Banten.
"Sudah dua kali kesini dan sekarang baca surat Yasin empat kali, kami berjuang untuk Banten," ujar Ahya usai pengajian.
Ahya yang mengenakan sorban, baju koko dipadu sarung itu mengakui pihaknya mendukung langkah KPK. Utamanya dalam mengusut kasus dugaan korupsi yang diduga melibatkan adik Ratu Atut Chosiyah itu.
"Banyak korupsi lain, proyek-proyek banyak dikuasai Wawan," ujarnya.
Sementara salah satu santri, Dudung Abdurrahman tak memungkiri, acara Yasinan itu juga untuk mendukung KPK agar tak takut dengan isu santet yang merebak pasca lembaga itu mengusut kasus yang berkaitan dengan Gubernur Banten. Dudung pun menegaskan, kegiatan itu murni inisiatif pihaknya.
"Ini inisiatif kami sendiri, Jadi KPK nggak usah takut santet," kata Dudung.
Dia berharap, KPK tidak merasa tertekan dengan adanya isu santet itu. Pasalnya Dudung menilai, isu tersebut hanya untuk menakut-nakuti KPK.
"Yang seperti itu (isu santet), jangan digubris," kata Dudung.