Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perlu Solusi Bersama Atas Ekses Negatif Media Massa

Wakil Menteri Luar Negeri, Wardana, berpendapat perlu solusi bersama untuk mengatasi ekses negatif media massa.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Perlu Solusi Bersama Atas Ekses Negatif Media Massa
Istimewa
Bagir Manan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri, Wardana, berpendapat perlu solusi bersama untuk mengatasi ekses negatif media massa.

Dalam pembukaan Bali Media Forum (06/11/12), Wardana mengatakan, demokrasi tanpa kebebasan berekspresi seperti sayur tanpa garam, namun di satu sisi kebebasan di dunia maya telah meresahkan banyak pihak yang bisa menimbulkan guncangan sosial.

Menurut Wardana, kebencian yang dilontarkan melalui media internet saat ini dirasakan sebagai sebuah bahaya besar karena pelakunya bersembunyi dibawah nama-nama palsu yang sulit dilacak. Kebencian ini dapat merebak dalam hitungan menit dan menimbulkan "kerusakan" yang tak terperikan. Sementara, pelakunya biasanya bebas melenggang dari jerat hukum.

"Ini harus menjadi perhatian bersama. Saat ini kita dihadapkan dengan sebuah kenyataan yang sulit. Kita ditantang mencari jawaban dari persoalan tersebut. Saya percaya, forum ini sangat tepat untuk membicarakanya," katanya, seperti dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Rabu.

Ia melanjutkan bahwa kunci penting untuk mengatasi dampak negatif perkembangan teknologi informasi itu adalah meningkatkan pendidikan, pencerahan masyarakat serta membumikan budaya saling menghargai serta toleransi.

Pekerjaan besar memerangi kebencian ini harus dipikul bersama. Bahkan, usaha Pemerintah untuk memeranginya tidak boleh dianggap sebagai pencideraan atas kebebasan berekspresi.

"Media, sistem pendidikan, perusahaan, organisasi keagamaan dan masyarakat madani plus semua pihak terkait harus berada di front terdepan untuk mengenyahkan rasa benci dan mendorong budaya toleran dan saling menghormati dan menghargai," katanya.

Berita Rekomendasi

Adapun langkah-langkah yang mesti ditempuh adalah menciptakan aturan nasional yang tepat, mencatat semua langkah-langkah positif berdasarkan pengalaman, memunculkan global guidelines, adanya deklarasi politik dari masyarakat internasional serta mendorong konvensi yang mengikat semua negara.

Sementara itu, Bagir Manan selaku Ketua Dewan Pers mencatat bahwa kegiatan Bali Media Forum ini semakin populer dengan pembahasan yang tambah beragam.

Kalau tahun lalu hanya dihadiri 17 negara, maka tahun ini ada 24 negara dengan kedatangan peserta baru dari Selandia Baru, Amerika Serikat, Laos, Brunei, Singapura dan lainnya.

Tema soal "kebencian" yang diangkat kali ini, terangnya didasari oleh pemikiran adanya kelompok-kelompok masyarakat minoritas yang sering menjadi korban dalam kehidupan akibat adanya kebencian dan intoleransi. Selain itu, kebencian juga bisa muncul sebagai dampak dari aktifitas politik seperti pemilihan umum, termasuk penggunaan media untuk alat politik.

Bali Media Forum (BMF) didirikan 5 tahun silam atau hanya satu tahun setelah lahirnya Bali Democracy Forum (BDF). Kedatangan para pimpinan pemerintah dan para tokoh pada BDF rupanya disinergikan dengan pelaksanaan kegiatan BMF tahun ini.

Pada tahun ini, Bali Media Forum memiliki tema, "Ethics, Journalism and Democracy: Taking the hate out of Media and Politics", dimana dihadiri 75 jajaran pimpinan media dari 24 negara.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas