TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq, mengaku lega setelah informasi penangkapan sopir menteri dari partainya ternyata tidak benar. Informasi itu didapatnya dari Bunda Putri.

"Saya mendapatkan informasi bahwa dia (Bunda Putri) pun sudah mengecek katanya tidak terjadi dan tidak ada sopir menteri yang ditangkap," ujar Luthfi saat diperiksa sebagai terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (21/11/2013).

Menurut Luthfi, sebelumnya di hari penangkapan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap Ahmad Fathanah, mendengar ada sopir menteri yang ditangkap. Sehingga ia mengganggap jika benar ditangkap maka bisa jadi alasan menteri dari PKS diganti.

Sehingga, sehari sesudah informasi itu, Luthfi langsung menelpon dan mencari tahu informasi penangkapan sopir menteri oleh penyidik KPK ke Bunda Putri. Konfirmasi itu ternyata tak hanya lewat telepon tapi mendatangi rumah Bunda Putri.

Lewat Bunda Putri, sambung Luthfi, banyak informasi lain yang didapatnya termasuk rapor menteri yang tidak perform menjalankan tugasnya. "Beberapa waktu itu menteri PKS beberapa tidak perform. Sehingga berpotensi menjadi masalah dan isu publik sehingga menjadi reasoning reshuffle," sambungnya.

Lagi-lagi, Luthfi bersikeras bahwa dia mengonfirmasi Bunda Putri bukan terkait ditangkapnya Fathanah karena menerima suap dari bos PT Indoguna Utama, Maria Elizabet Liman terkait pengaturan kuota impor daging sapi.

"Hanya mencari informasi yang biasa beredar di kalangan politik. Jadi yang ditangkap bukan sopir menteri tapi sopir Ahmad Fathanah. Kalau Ahmad ditangkap, malam itu saya dapat info. Soal sopir menteri ditangkap saya tahu besok harinya," sambungnya.