Panglima TNI Tinjau Latihan Satgultor TNI di Batam
Akhirnya teroris yang menguasai kapal dapat dilumpuhkan sekaligus menangkap gembong teroris dalam waktu singkat.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko didampingi para Kepala Staf Angkatan, Athan Singapura dan beberapa Perwira Tinggi TNI dari masing-masing Angkatan, meninjau secara langsung Latihan Satgultor (Satuan Penanggulangan Teroris) TNI tahun 2013 dari geladak KRI Banda Aceh, di perairan Batam Kepulauan Riau, Sabtu (30/11/2013).
Dalam peninjauan tersebut, Jenderal TNI Moeldoko dan rombongan melihat secara langsung aksi para prajurit TNI yang terlibat Latihan Satgultor TNI, yaitu: Satgultor 81/Kopassus, Denjaka/Marinir, Denbravo’90/Paskhas.
Dalam skenario latihan, bahwa ada kapal milik Indonesia yang dibajak oleh kelompok teroris di perairan Batam. Dengan profesional dari kekuatan Tri Matra (AD, AL, AU) serta didukung dengan manuver dari pesawat yang melakukan penerjunan di laut maupun di kapal sasaran, Sea Rider yang bergerak cepat mendekati sasaran, serta gerakan helikopter yang menerjunkan prajurit TNI ke sasaran.
Akhirnya teroris yang menguasai kapal dapat dilumpuhkan sekaligus menangkap gembong teroris dalam waktu singkat.
Latihan Satgultor TNI tahun 2013 melibatkan 406 personel TNI terdiri dari: 43 orang penyelenggara, 14 orang Kosatgas, 22 orang Sat-81, 30 orang Denjaka, 22 orang Denbravo’90 dan 275 orang unsur pendukung. Peralatan tempur yang digunakan, antara lain: 1 unit Hercules C-130, 2 unit Helly Bell TNI AL, 1 unit Cassa TNI AL, 1 unit KRI LPD, 4 unit Sea Rider, 6 unit Rubber Duck dan 10 unit PK SAR.
Setelah menyaksikan latihan aksi prajurit TNI, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko secara resmi menutup latihan Satgultor TNI tahun 2013 dengan upacara militer di perairan Batam Kepulauan Riau, di geladak KRI Banda Aceh.
Panglima TNI menyampaikan bahwa, membaca prediksi tantangan nasional kedepan, menuntut TNI untuk terus memelihara dan meningkatkan kesiapsiagaan, guna menghadapi berbagai trouble spot yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
"Sebagai bagian kekuatan TNI, Satgultor TNI harus memiliki kemampuan taktis dan strategis, serta mobilitas dan daya tempur yang efektif," kata Moeldoko.
Lebih lanjut Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, Latihan Satgultor TNI harus dilakukan melalui latihan secara bertahap dan berlanjut dengan mengedepankan interoperability Sat-81, Denjaka dan Satbravo’90 serta unsur-unsur bantuan lainnya seperti unsur intelijen.
Baik pada aspek manajemen tempur, taktik dan strategi, dalam rangka mencapai nilai-nilai profesional, yaitu kehormatan, integritas, kepercayaan, keunggulan dan soliditas.
Sebelum mengakhiri amanatnya, Panglima TNI mengucapkan terima kasih kepada Direktur Gladi dan seluruh jajarannya yang telah menyiapkan latihan ini dengan baik, juga kepada Sat-81/Kopassus, Denjaka/Marinir dan Denbravo’90/Paskhas yang telah melakukan latihan ini dengan baik tanpa ada kecelakaan (zero accident).
Panglima TNI juga menyampaikan pesan kepada peserta latihan agar meningkatkan latihan dari waktu ke waktu, tidak ada yang lain menjadi prajurit profesional hanya satu, “latihan dan latihan”.