Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keinginan Terakhir Rosa Adalah Pohon Natal

Pada pagi hari Rosa akan menumpang kereta itulah perihal keinginannya tentang sebuah pohon natal terucap.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Keinginan Terakhir Rosa Adalah Pohon Natal
Robertus Belarminus/Kompas.com
Rosa Elisabeth Kesaulija (73) satu di antara korban tewas dalam kecelakaan kereta dengan truk, di Bintaro, Tangerang Selatan. Selasa (10/12/2013). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rosa Elisabeth Kesaulija (73), menjadi salah satu korban meninggal dari tabrakan kereta rel listrik dengan truk tangki di Pondok Betung, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013). Kepergian Rosa menyelipkan cerita bagi keluarganya, tentang sebuah keinginan. Sesaat sebelum menaiki KRL, Roda menyatakan keinginannya akan sebuah pohon natal.

Rosa menumpang kereta nahas itu untuk keperluan terkait perusahaan asuransi di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Dia berangkat dari Stasiun Pondok Ranji. Pada pagi hari dia akan menumpang kereta itulah perihal keinginannya tentang sebuah pohon natal terucap.

Keinginan itu Rosa sampaikan pada keponakannya, Isye. "Pesan sama ponakannya pagi sebelum berangkat, minta pasang pohon Natal yang kecil saja," kata Lus (66), adik ipar Rosa, di rumah duka Jalan Camar 10 Blok AJ/02 Bintaro Jaya Sektor 3, Tangerang Selatan, Selasa (10/12/2013). Tadinya, ujar dia, Rosa tak berniat memasang pohon natal.

Kepada keponakannya itu pula, kata Lus, Rosa mengingatkan sang ponakan untuk mengunjunginya pada malam Natal, 24 Desember 2013. Menurut Lus, Rosa melajang hingga meninggalnya. Meski berusia lanjut, Rosa tetap sering beraktivitas sendiri, termasuk untuk urusannya kali ini dengan menumpang kereta.

Rosa selama ini tinggal bersama seorang kakaknya, yang pada saat kejadian sedang berada di Malang, Jawa Timur. Isye, adalah keponakan yang kerap mengunjungi Rosa. Lus mengatakan Rosa memang senang menumpang kereta untuk menghindari kemacetan Jakarta. "Saya sudah sering larang, tapi Bu Rosa bilang naik kereta api cepat dan tidak macet," ujar Lus.

Lus mengatakan tak ada firasat apa pun dirasakan keluarga Rosa. Mereka pun baru mendapatkan kabar duka saat dihubungi rekan mereka di Majelis Gereja GPB Filadlphia. Ketika telepon genggam Rosa dihubungi, petugas Polsek Pesanggrahan yang mengangkatnya.

Mengetahui Rosa menjadi salah satu korban dalam kecelakaan itu, John Kesaulija, adik kandung Rosa, langsung mendatangi RS dr Suyoto. John pun langung meminta petugas untuk mengantarkannya ke ruang jenazah untuk memastikan apakah kakaknya menjadi salah satu korban meninggal.

BERITA REKOMENDASI

"Saya namanya adik kandung, langsung lemas. Saat itu, saya sudah blank. Apa mau dikata lagi, saya harus hadapi," tutur John, ketika memastikan salah satu jasad di rumah sakit itu adalah kakaknya. John mengaku mengenali sang kakak dari wajah yang masih utuh. Rosa mengalami luka bakar di lengan dan pinggang.

"Ada yang bilang dia satu gerbong sama Bu Rosa. Ibu Rosa dekat masinis. Jadi Ibu Rosa keinjak-injak penumpang lain. Dan di gerbong itu sudah kayak bara, panas dari api" ujar John. Mendengar cerita itu, John mengatakan tak bisa berkomentar, karena dia menyadari situasi saat kecelakaan pasti dipenuhi kepanikan.

Jasad Rosa diidentifikasi di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, untuk kemudian disemayamkan di rumah duka. Rencananya, mendiang akan dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2013).

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas