Diserang Keluarga Luthfi, PKS Anggap Kesalahpahaman Saja
Keluarga Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) mengkritik pernyataan Presiden PKS Anis Matta.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluarga Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) mengkritik pernyataan Presiden PKS Anis Matta. Anis menyerukan seluruh kadernya meminta maaf ke publik atas kasus dugaan korupsi sejumlah petinggi Partai Islam tersebut.
Hal itupun ditanggapi oleh PKS. Menurut Wasekjen PKS Mahfudz Siddiq hal itu merupakan kesalahpahaman saja.
"Mungkin ini hanya salah paham saja, bahwa pernyataan maaf kepada masyarakat, bukan pernyataan untuk menyatakan bahwa LHI bersalah," kata Mahfudz di Jakarta, Jumat (13/12/2013).
Mahfudz mengatakan untuk menyatakan LHI bersalah atau tidak merupakan kewenangan pengadilan. Apalagi, secara politis dari berbagai survei, kata Mahfudz, memang masyarakat mengharapkan PKS menyarakan permintaan maaf.
"Persepsi opini, kepercayaan mereka sudah ternodai, ini pilihan sulit perlu dilakukan," kata Ketua Komisi I DPR.
Mahfudz membantah bila permintaan maaf itu menjustifikasi LHI bersalah.
"Bukan berarti komunikasi itu sebagai bentuk melakukan justifikasi bahwa LHI secara hukum bersalah," tuturnya.
Sebelumnya, keluarga mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq keberatan dengan pernyataan Presiden PKS Anis Matta.
"Saya (mewakili) keluarga keberatan dengan pernyataan Anis Matta tersebut. Sikap Anis Matta anomali," kata Faishal Hasan Ishaaq, adik bungsu Luthfi Hasan usai menjenguk di Rutan KPK, Jakarta, Kamis (12/12/2013).
Seperti diketahui, Anis Matta menyerukan kader PKS meminta maaf ke publik beberapa hari sebelum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menjatuhkan 16 tahun penjara kepada Luthfi terkait kasus pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian dan pencucian uang.
Luthfi divonis bersalah pada Senin (9/12/2013) sedangkan Anis Matta melontarkan pernyataan tersebut Kamis (5/12/2013).
Bagi Faisal, pernyataan Anis Matta sebelum ada putusan Pengadilan terhadap kasus Luthfi sangat tidak etis.
"Buat kita kurang etis sebelum vonis menyampaikan pernyataan seperti tersebut. Dia seolah-olah sudah tahu vonis Luthfi," kata Faisal.