Dua Teroris yang Dibekuk Densus 88 Terkait Penembakan Polisi
Penangkapan tiga teroris baru-baru ini berkait erat dengan kasus penembakan sejumlah polisi di wilayah Polda Metro Jaya
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penangkapan tiga teroris baru-baru ini berkait erat dengan kasus penembakan sejumlah polisi di wilayah Polda Metro Jaya, khususnya penembakan polisi di Cireundeu, Ciputat, dan Pondok Aren.
Kepala Biro Penerangan Masyarakan Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar pun tidak menyangkal bila dua teroris atas nama Raden Irwan alias Arqom dan Abidin terkait kasus penembakan tersebut meskipun bukan pelaku utamanya.
"Yang terlibat dalam penembakan polisi itu diduga kuat kelompok Kodrat," kata Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (16/12/2013).
Kelompok Kodrat ini pun diduga akan melakukan aksi dalam perayaan natal dan tahun baru seperti yang diungkapkan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman baru-baru ini. Tetapi Boy tidak membeberkan apa yang akan menjadi sasaran aksi kelompok teroris tersebut.
"Targetnya saya belum tahu. Untuk rencana otentik, kita belum ada. Upaya cegah dini adalah bagian yang harus dilakukan, terutama aksi teror," katanya.
Irwan dan Abidin masuk dalam jaringan kelompok Kodrat Cs. Kelompok ini merupakan bagian dari kelompok Abu Omar. Dikatakan Boy Kelompok Abu Omar terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Abu Roban dan Kodrat.
Abu Roban merupakan teroris yang tewas ditembak Densus 88 Antiteror Polri di Kebumen, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, sementara Kodrat pun bernasib sama jauh sebelumnya.
"Ini bagian dari Kelompok Abu Omar. Jadi Kelompok Abu Omar ini ada dua kelompok besar, satu Kodrat dan Abu roban," kata Boy.
Sementara Fahri alias Agus yang ditangkap di Bekasi Utara, Rabu (11/12/2013) merupakan bagian dari kelompok bom Beji, Depok atau Muhammad Thoriq.
"Dia merupakan salah satu bagian dari mereka yang terkait dengan kelompok Thorik," ujarnya.
Fahri merupakan orang yang memberikan bantuan mendistribusikan bahan-bahan peledak untuk diramu di laboratorium yang disediakan kelompoknya di Bojonggede, Depok.
"Black powder dan bahan kimia disuplai yang bersangkutan," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.