Densus 88 Jangan Dibiarkan Jadi Pemadam Kebakaran
Densus 88 bekerja efektif sehingga mempersempit ruang gerak kelompok teroris yang memaksa mereka melakukan perubahan strategi
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari menghargai kerja keras Densus 88 dalam penggrebekan terduga teroris di Ciputat, Tangerang Selatan.
Ia menilai Densus 88 bekerja efektif sehingga mempersempit ruang gerak kelompok teroris yang memaksa mereka melakukan perubahan strategi pengorganisasian.
"Meski demikian, jangan kita biarkan Densus menjadi pasukan pemadam kebakaran di hilir sedang kerja-kerja di hulu (pencegahan) yg dilakukan lembaga-lembaga intel yang sekarang punya unit anti teror semua tidak efektif dan bahkan kontra produktif," kata Eva ketika dikonfirmasi, Kamis (2/1/2014).
Eva mengatakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus memastikan menyelesaikan blue print, yang digunakan semua lembaga untuk pemberantasan terorisme sebagai panduan sehingga terjamin efektifitasnya dari hulu hingga hilir.
"Pencegahan yang efektif bila sumber supply teroris-teroris barus kran-nya ditutup, misalnya kelompok-kelompok radikal dan intoleran, elite ideologi-ideologinya diluruskan. Yang jadi fokus adalah kelompok-kelompok high risks. Tapi kalau resiko rendah jangan jadi prioritas, lalu yang high risk dibiarkan," tuturnya.
Politisi PDIP itu mengatakan BNPT harus menyiapkan skenario menggarap kelompok radikal yang berpotensi besar jadi teroris dan menugaskan lembaga-lembaga tertentu yang punya akses terhadap kelompok tersebut untuk melakukan pendampingan.
"Program pembinaan para napi teroris juga harus disiapkan BNPT bersama menkumham, bukan malah di lapas sesama mrk berkoordinasi agar operasi-operasi di luar jalan terus bahkan bisa melakukan perekrutan di dlm lapas," katanya.
Ia juga meminta agar BNPT tidak menjadi eksekutor langsung melainkan fungsional sebagai koordinator yang punya skenario untuk melakukan koordinasi. "Skenario harus disiapkan termasuk terhadap para ideolog yang sekarang masih bebas melakukan dakwah brain washing, perekrutan di Poso. Kasihan densus jika jadi pemadam kebakaran yang apinya tidak dikendalikan bahkan dibiarkan diciptakan terus," ungkapnya.