Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Harus Buat Terobosan Terkait Kenaikan Harga Elpiji

M. Idris Lutfi meminta pemerintah membuat mekanisme dan terobosan baru agar kenaikan harga Elpiji 12 kg

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Pemerintah Harus Buat Terobosan Terkait Kenaikan Harga Elpiji
Warta Kota/Nur Ichsan
MIGRASI KE GAS ELPIJI 3 KILO - Pekerja sedang melakukan bongkar muat gas elpiji melon 3 kilogram di sebuah pangkalan di Jalan Tubagus Angke, Rt 08/10, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Jumat (3/1). Sejak adanya kenaikan dan kelangkaan gas elpiji 12 kilogram non subsidi, kini kebanyakan penggunanya beralih menggunakan gas melon, sehingga gas milik rakyat kalangan bawah ini permintaannya meningkat dan terancam langka di pasaran. (warta kota/nur ichsan) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand  Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII asal PKS M. Idris Lutfi meminta pemerintah membuat mekanisme dan terobosan baru agar kenaikan harga Elpiji 12 kg yang diberlakukan per 1 Januari 2014 tidak berdampak negatif pada masyarakat. Idris khawatir jika tak ada mekanisme yang jelas dan terobosan baru, pengguna Elpiji 12 kg akan pindah ke Elpiji 3kg sehingga mengakibatkan kelangkaan.

“Pemerintah bisa membuat terobosan varian tabung Elpiji, misalnya ukuran 5 kg atau 8 kg agar pembelian tidak memberatkan. Selain itu harus ada mekanisme lain yang dibuat agar masyarakat tidak pindah ke tabung 3 kg dan mengakibatkan kelangkaan,” kata Idris dalam keterangannya, Minggu (5/1/2014).

Pertamina per tanggal 1 Januari 2014 telah menaikkan harga Elpiji 12 kg serentak di seluruh Indonesia. Kenaikan ini rata-rata mencapai Rp 3.959 per kg atau sebesar 68 persen.  Besaran kenaikan bervariasi karena berdasarkan jarak SPBBE ke titik serah (supply point).Kebijakan ini diambil Pertamina karena dollar terus naik dan harga pokok perolehan Elpiji di pasar dunia telah menyentuh Rp 10.785/kg. Pertamina mengaku telah mengalami kerugian sebesar Rp 22 triliun karena menjual Elpiji 12 kg lebih rendah dari harga yang seharusnya.

Idris menilai kenaikan Elpiji ini memang wajar mengingat dollar dan harga pokok Elpiji yang terus naik. Terlebih Pertamina telah mengajukan kenaikan sejak setahun yang lalu namun sempat ditunda karena adanya kenaikan BBM.

“Jika tidak dilakukan Pertamina akan terus merugi, namun seharusnya jangan langsung naik 68%, bertahap dulu 30% misalnya agar masyarakat tak terkejut seperti saat ini,” tutur Idris.

Berita Rekomendasi
Tags:
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas