Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rencana Kenaikan Harga Elpiji Sejak Tahun 2012

Wakil Ketua Umum KADIN Bambang Soesatyo mengungkapkan kenaikan harga elpiji telah direncanakan sejak tahun 2012 lalu.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Rencana Kenaikan Harga Elpiji Sejak Tahun 2012
/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
EASE GAS UNTUK MEREDUKSI KERUGIAN PERTAMINA - Seorang pekerja menurunkan gas elpiji Ease Gas14 kg (warna keemasan) di dealer elpiji PT Limas Raga Inti, Jalan Emong, Kota Bandung, Senin (27/5). Dalam sebulan terakhir pasokan gas elpiji 12 kg (kemasan warna biru) dari Pertamina di kawasan Bandung Raya mengalami pembatasan, dengan tujuan agar masyarakat industri menengah atas beralih ke gas elpiji 50 kg dan gas elpiji yang baru diluncurkan Ease Gas 9 kg dan 14 kg yang pendistribusiannya baru meliputi wilayah Bandung dan Jabotabek. Hal tersebut dilakukan untuk mereduksi kerugian Pertamina sebesar Rp 5 triliun per tahun dari gas elpiji 12 kg. Produk elpiji premium ini dijual Rp 95 ribu per tabung untuk yang 9 kg dan Rp 148 ribu per tabung untuk 14 kg. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRINUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum KADIN Bambang Soesatyo mengungkapkan kenaikan harga elpiji telah direncanakan sejak tahun 2012 .

"Sebenarnya kenaikan harga elpiji ini sudah diskenariokan Pertamina sejak awal 2012 lalu," kata Bambang dalam keterangannya, Minggu (5/1/2014).

Bambang lalu mengingatkan publik dimana Pertamina meluncurkan elpiji Bright Gas. "Elpiji 12kg dengan tabung warna Ungu, Hijau dan Pink dengan harga lebih mahal," katanya.

Produk tersebut, kata Bambang, direncanakan sebagai pengganti Elpiji tabung warna biru yang memang dijual murah. Lalu, lanjutnya, untuk merealisasikan hal tersebut Pertamina sengaja membuat langka elpiji tabung biru di pasaran agar konsumen beralih ke elpiji Bright Gas yang harganya memang lebih mahal. "Yakni Rp.135.000 per tabung," katanya.

Bambang mengatakan skenario tersebut gagal karena  Konsumen protes kelangkaan Elpiji biru dan membuat harga liar. Waktu itu elpiji biru seharga Rp 100.000-Rp 120.000 per tabung.

"Begitu konsumen tolak dan media ramai-ramai melansir kelangkaan gas. Akhirnya, proyek elpiji Bright Gas gagal," ujarnya.

BERITA REKOMENDASI

Untuk itu, Bambang menilai pada tahun ini Pertamina ingin memaksakan lagi agar gas Elpiji Biru setara harganya dengan Elpiji Bright Gas. "Itu tipu-tipuan aja. Lihat dan teliti. Produk elpiji Bright Gas itu cuma tabung gas lama yg berwarna biru dicat warna-warni baru, plus dikasih karet yg melingkar di body tabung. Kalo dikelupas, tabungnya ya tabung elpiji biru juga. Itulah  akal-akalan pemaksaan Pertamina untuk mendongkrak harga," ungkap Politisi Golkar itu.

Ia yakin bila dilakukan audit, biaya produksi tabung Elpiji Bright Gas sama  denga biaya produksi Elpiji tabung Biru. Mengingat isinya juga sama saja. Yakni Elpiji.  "Barangkali inilah yang menjelaskan dugaan soal akal-akalan pertamina menipu konsumen. Saya paham bisnis ini, karena ada beberapa anggota Kadin Indonesia yang menjadi pemain eceran dan agen Pertamina," tuturnya.

Tags:
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas