Alutsista Canggih, Masih Ketergantungan dengan Pembuatnya
Moeldoko menyebutkan, untuk masalah penguasaan teknologi dari Alutsista yang dibeli dari luar negeri, Indonesia masih harus menunggu.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyebutkan, dari Rp 86 triliun yang diberikan pemerintah kepada TNI pada tahun 2014, 52 persen anggaran rutin tersebut nantinya akan digunakan untuk pembelian senjata tempur, sementara sisanya digunakan untuk pembangunan.
"Sehingga (pembangunan alutsista) akan semakin baik," kata Moeldoko dalam rangkaian pembukaan Rapim di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/1/2014).
Moeldoko menyebutkan, untuk masalah penguasaan teknologi dari Alutsista yang dibeli dari luar negeri, Indonesia masih harus menunggu. Untuk perawatan Alutsista saja, Indonesia masih harus mengirim personel untuk belajar ke Rusia atau pun Vietnam
"Alutsista yang canggih, kita masih memiliki ketergantungan dengan negara pembuatnya. Alih teknologi perlu waktu yang cukup panjang," katanya.
Lebih lanjut dirinya menargetkan tahun 2014 ini kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) pada rencana strategis I dapat mencapai 40-42 persen.
"MEF pada 2013 telah lampaui target 28,7 persen. Pada 2014 diharapkan mencapai 40-42 persen," katanya.
Menurutnya, masyarakat Indonesia bisa melihat sendiri bagaimana kekuatan alutsista TNI di 2014 ini, di antaranya adalah sejumlah Alutsista yang akan datang pada tahun ini untuk memperkuat matra darat, laut dan udara.