Dino Patti Djalal Naik Ojek Hadiri Dialog di Kampus UPH
Saya terjebak macet dan khawatir terlambat menghadiri acara, jadi saya naik ojek agar tidak telat
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada pemandangan cukup menarik di sekitar Kampus Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Rabu (15/1/2014). Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal melintasi kampus dengan naik ojek ditengah cuaca gerimis. Dino menjadi salah satu pembicara dalam acara DIA.LO.GUE yang diselenggarakan oleh Ayo Vote!
Acara DIA.LO.GUE merupakan acara diskusi santai yang tujuannya memperkenalkan calon pemimpin Indonesia kepada generasi muda dan berbagai isu politik terkini di Indonesia.
“Saya terjebak macet dan khawatir terlambat menghadiri acara, jadi saya naik ojek agar tidak telat," ujarnya sambil tertawa setibanya Dino di Gedung D, kampus UPH, seperti dikutip dari rilis yang diterima Tribunnews.com, Rabu (15/1/2014).
Dijelaskan, pagi hari ini keadaan lalu lintas padat merayap hingga kurang lebih 4 km di daerah Karawaci membuat penggagas Diaspora Indonesia ini terpaksa turun dari mobilnya dan kemudian menggunakan ojek.
Acara yang dihadiri kurang lebih 500 Mahasiswa/i serta dosen-dosen dari UPH ini terlihat cukup menarik, karena selain dihadiri oleh Dino, hadir juga dua peserta konvensi Calon Presiden lainnya dari Partai Demokrat yaitu Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan Republik Indonesia dan Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina. Masing-masing membawa warna sendiri dalam diskusi ini.
“Kami hadir disini bukan sebagai lawan namun kami adalah teman sinergi untuk menjadikan masa depan Indonesia agar lebih baik.” Ujar Dino kepada dua teman dekatnya diawal diskusi sedang berlangsung.
Hal senada disampaikan dua pembicara lainnya. Dari ketiga pembicara tersirat bahwa sudah saatnya Indonesia memiliki pemimpin muda yang mempunyai integritas, kapasitas, dan kapabilitas yang tinggi.
Dalam paparannya, Dino menekankan pentingnya Nasionalisme Unggul melalui pendidikan dan inovasi, kebijakan ublic yg cerdas dan berpihak kepada ublic, meritokrasi, mengembangkan kreatifitas, dan internasionalis namun tetap nasionalis. Dino menambahkan “Bahwa tidak mungkin ada meritokrasi dan Nasionalisme Unggul jika setiap individu tidak memiliki integritas.” Berbekal dari pengalaman dan latar belakang mereka yang berbeda, mereka yakin bahwa masa depan Indonesia akan lebih baik jika kita semua ikut berpartisipasi untuk kemajuan bangsa.