Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gerindra: Hentikan Impor Gula

Pengusaha gula nasional meminta pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan impor gula rafinasi pada tahun ini

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Gerindra:  Hentikan Impor Gula
TRIBUN/DANY PERMANA
Foto Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) berunjuk rasa di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi Jakarta, Selasa (17/9/2013) lalu. Mereka mendesak KPK untuk memeriksa Menteri Perdagangan Gita Wirjawan yang menelurkan kebijakannya impor gula rafinasi, yang dapat merugikan petani lokal. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha gula nasional meminta pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan impor gula rafinasi pada tahun ini. Alasannya, stok gula kristal putih hasil petani lokal masih berlimpah yakni mencapai 1,5 juta ton.
 
Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Tito Pranolo mengatakan bahwa stok gula lokal sudah cukup banyak.  Menurut Tito, stok awal gula tahun ini lebih banyak dari tahun lalu sebanyak 900.000 ton. Oleh karena itu impor gula tidak diperlukan.
 
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prof Dr Suhardi mengatakan bahwa pemerintah harus menghentikan impor gula.

“Stok gula nasional untuk tahun ini sudah cukup untuk kebutuhan nasional. Kita jangan terbiasa melakukan impor, apalagi jika komoditas yang diimpor tersebut sebenarnya tersedia cukup melimpah di tanah air kita sendiri," kata Suhardi dalam siaran persnya, Kamis (23/1/2014).   

Suhardi menuturkan, Indonesia  sebenarnya memiliki cadangan gula dan sumber gula yang melimpah. Bahkan sumber gula kita sangat variatif seperti gula aren, gula jawa, dan lain sebagainya.

"Oleh karena itu kapasitas gula dalam negeri harus ditingkatkan kapasitasnya, bahkan jika perlu  kita ekspor gula ke luar negeri," tuturnya.

Lebih lanjut Suhardi mengatakan bahwa sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia seharusnya bisa memenuhi kebutuhan pangan untuk seluruh rakyat.
 
"Seharusnya kita menjaga ketahanan dan kemandirian pangan bangsa. Sungguh ironis jika bangsa yang kaya dengan sumber alam ini terus melakukan impor," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas