SBY Bertolak Ke Sinabung Pukul 08.00 Pagi Ini
Malam harinya, Presiden akan menginap di tenda pengusian bersama dengan para pengungsi erupsi Gunung Sinabung.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ibu Negara Ani Yudhoyono dan rombongan akan bertolak menuju Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Kamis (23/1/2014) pukul 08.00 WIB.
Presiden akan meninjau langsung kondisi dan situasi Penanganan Erupsi Gunung Sinabung. Dalam laman Seskab, Rabu (22/1/2014), setibanya di Medan, Sumatera Utara, SBY akan langsung menuju Posko Penanganan Erupsi Gunung Sinabung untuk mendengarkan pemaparan mengenai perkembangan situasi terakhir dan penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung.
Selain itu, kepala negara juga dijadwalkan akan melihat langsung kondisi para pengungsi di beberapa lokasi posko pengungsian. Malam harinya, Presiden akan menginap di tenda pengusian bersama dengan para pengungsi erupsi Gunung Sinabung.
Dijelaskan, dalam kesempatan ini, juga direncanakan akan dilakukan dialog dengan para korban erupsi Gunung Sinabung, dan masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya secara langsung kepada Kepala Negara.
Presiden akan mengunjungi tiga pos pengungsian erupsi Sinabung di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada Kamis (23/1/2014). Presiden SBY akan berada di Kabanjahe selama tiga hari.
Dalam akun twitternya @sbyudhoyono, Rabu (22/1/2014) malam, Presiden tegaskan kebijakan dan dan solusi lengkap penanganan bencana erupsi Sinabung akan diambil setelah mendengarkan saran Gubernur Sumut dan Bupati Kabanjahe.
"Kebijakan & solusi lengkap utk Sinabung, insya Allah saya tetapkan besok di Kabanjahe, setelah mendengarkan saran Gub & Bupati," ungkap SBY dalam akun twitternya @sbyudhoyono, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dijelaskan SBY masih dalam akun twitternya, putusan juga telah diambil Pemerintah, Selasa (21/1/2014) lalu--dalam rapat di Kantor Presiden.
"Solusi Sinabung a.l: cegah korban jiwa, layani pengungsi, beri bantuan kpd petani & relokasi desa yg masuk wilayah berbahaya," jelasnya.