Prabowo: Singapura Harus Mengerti Penamaan KRI Usman-Harun
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto ikut berkomentar terkait penamaan KRI Usman-Harun.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto ikut berkomentar terkait penamaan KRI Usman-Harun. Seperti diketahui Singapura menentang KRI tersebut diberi nama Usman-Harun.
Namun, Prabowo menilai adalah hak Indonesia untuk memberi nama KRI Usman-Harun. Menurutnya, Usman-Harun merupakan pahlawan bagi bangsa Indonesia yang harus dihormati.
"Kita dari dulu menghormati Usman dan Harun sebagai pahlawan. Itu hak kita (beri nama Usman-Harun). Harusnya Singapura mengerti," kata Prabowo di sela-sela Seminar Internasional dan Rakernas Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, di Hotel Kartika Candra, Jakarta, Kamis (13/2/2014).
Mantan Danjen Kopassus menilai Indonesia tidak perlu ganti nama terkait KRI Usman-Harun tersebut. Menurut dia, nama Usman-Harun merupakan idendtitas dari bangsa Indonesia.
"Janganlah (diganti namanya). Ini kan sikap bangsa Indonesia," ucapnya.
Seperti diberitakan, TNI AL akan menerima tiga kapal kelas fregat ringan jenis Nakhoda Ragam pada tahun 2014. Kapal yang sudah dilengkapi dengan persenjataan terbaru buatan Inggris ini awalnya dipesan Brunei, tetapi dibatalkan.
Kapal pertama yang datang pada Juni mendatang akan diberi nama KRI Bung Tomo. Kapal kedua dan ketiga yang datang berikutnya akan diberi nama KRI John Lie dan KRI Usman Harun. Penamaan ketiga kapal itu untuk mengenang jasa Bung Tomo, John Lie, dan Usman Harun bagi bangsa Indonesia.
Usman Harun adalah anggota Komando Korps Operasi (KKO) yang sekarang dikenal sebagai Korps Marinir TNI AL. Usman dan Harun adalah anggota pasukan khusus yang menyusup ke Singapura semasa Konfrontasi Ganyang Malaysia (1963-1966).
Usman dan Harun digantung Pemerintah Singapura setelah berhasil meledakkan MacDonald House di Singapura.
Setelah pemberitaan media massa Indonesia mengenai penamaan KRI Usman Harun, Menteri Luar Negeri Singapura, K Shanmugam, menyampaikan keberatannya kepada Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa.
Menurut Shanmugam, penamaan ini akan melukai perasaan rakyat Singapura, terutama keluarga korban dalam peristiwa pengeboman MacDonald House di Orchard Road, Singapura, pada tahun 1965 lalu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.