Simulasi Pengamanan Pemilu, Kepolisian Terobos Ruang Sidang MK
Persidangan perselisihan hasil pemilihan umum (Pemilu) 2014 yang semula berjalan tertib menjadi kacau.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persidangan perselisihan hasil pemilihan umum (Pemilu) 2014 yang semula berjalan tertib menjadi kacau. Pengamanan Dalam (Pamdal) Mahkamah Konstitusi (MK) kemudian menangkap beberapa perusuh yang mulai bertindak mengganggu kemanan persidangan.
Perusuh-perusuh tersebut kemudian dibawa ke luar sidang dan diserahkan ke pihak kepolisian yang berjaga-jaga di luar ruang sidang. Namun situasi kemudian tak terkendali. Pihak pemohon tidak terima karena gugatannya ditolak MK.
Pihak pemohon bahkan ada yang berdiri di atas meja dan melayangkan protes terhadap hakim yang memimpin persidangan. Karena ruang sidang semakin kacau, pihak kepolisian akhirnya menerjunkan aparatnya ke dalam untuk membantu Pamdal dan mengamankan jalannya persidangan.
Satu per satu perusu di ruang sidang ditangkap dan dibawa keluar. Sayang, dalam pengamanan tersebut, satu orang terluka. Korban tersebut akhirnya ditandu pihak kepolisian dan diserahkan ke Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polda Metro Jaya untuk mendapatkan perawatan intensif.
Itu adalah bagian dari simulasi pengamanan persidangan Pemilu 2014 di MK. Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Metro Jaya Brigadir Jenderal (Brigjen) Sudjarno mengatakan pihaknya menerjunkan 100 personel dalam simulasi hari ini.
"Ini 100 orang aja. Cuma simulasi di dalam aja. Termasuk yang ribut-ribut itu tadi. Di luar kalau terjadi anarkis (penanganannya) sepeti di (simulasi) di Bawaslu itu," ujar Sudjarno usai simulasi di MK, Jakarta, Jumat (14/2/2014).
Simulasi di MK memang berbeda dengan simulasi pengamanan Pemilu yang sebelumya telah selesai dilaksanakan di Badan Pengawasan Pemilihan Umum (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Saat simulasi di Bawaslu, kepolisian bahkan sampai menutup Jalan MH Thamrin. Beberapa pengamat Pemillu mengatakan simulasi tersebut mendekati kebenaran sebesar 80 persen.