Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BMKG : Tidak Ada Gas Beracun di Gunung Kelud

Kepala BMKG, Andi Eka Sakya membantah bahwa ada gas yang mengandung racun yang keluar dari gunung Kelud

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in BMKG : Tidak Ada Gas Beracun di Gunung Kelud
Surya/Hayu Yudha Prabowo
Kondisi perkampungan yang sepi ditinggal warga mengungsi pascameletusnya Gunung Kelud di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Sabtu (15/2/2014). Dampak meletusnya Gunung Kelud di Kabupaten Malang membuat puluhan ribu warga mengungsi, enam warga tewas, dan puluhan rumah rusak berat. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nicolas Timothy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya membantah bahwa ada  gas yang mengandung racun yang keluar dari Gunung Kelud, Kediri.

"Tidak benar itu (informasinya). Perlu dijelaskan ke publik," ujar Andi saat dikonfirmasi, Sabtu (15/2/2014).

Andi kembali mempertanyakan informasi adanya gas beracun yang sempat diinformasikan keluar dari mulut gunung Kelud pada Sabtu pagi.

"Makanya itu perlu dilihat juga sumbernya. Kasihan kan para pengungsi dan warganya," kata Andi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Letusan Gunung Kelud di Kediri masih terasa hingga Sabtu (15/2/2014). Jika sehari sebelumnya, daerah ini dihujani material seperti pasir dan kerikil,  pagi ini sempat muncul asap beracun.

Asap ini diperkirakan mulai terlihat sekitar pukul 08.00 WIB dan terlihat membumbung di areal steril dengan radius 15 kilometer dari pusat erupsi. Diperkirakan tidak ada warga yang ada di kawasan keluarnya asap.

Berita Rekomendasi

Kabar keluarnya asap beracun ini beredar di pengungsian warga Kediri. Menurut Bahrudin, masyarakat di Kecamatan Wates Kediri, warga mengetahui asap beracun ini dari petugas Pos Pantau Gunung Kelud.

"Warga dapat kabar ada asap beracun dari Gunung Kelud. Tapi, dari pengungsian pun asap ini tak terlihat juga dirasakan warga," kata Bahrudin kepada Tribunnews.com.

Petugas memberi semacam peringatan kepada warga di pengungsian Kecamatan Kepung dan Kebon Rejo agar bersiap-siap melakukan antisipasi jika nantinya asap ini berpengaruh pada kesehatan warga.

Namun, hingga dua jam setelah pemberitahuan petugas,  asap tidak sampai ke areal pengungsian. Warga tidak melihat maupun menghirup asap beracun ini.

Warga sepertinya sudah terbiasa dengan peringatan semacam ini. Mereka tak terlihat panik dan tetap menjalani aktivitas di pengungsian dengan tenang. "Warga sudah siap siaga, tidak ada kepanikan karena asap beracun pagi tadi," sambung Bahrudin.


Saat ini, di radius 10 sampai 15 kilometer disterilkan aparat TNI dan relawan. Warga tidak boleh berada di areal tersebut dan diamankan di pos-pos pengungsian.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas