Dampak Psikologis Korban Sinabung dan Kelud Berbeda
Biasanya di setiap wilayah bencana, anak-anak dan perempuan menjadi pihak yang rentan mengalami trauma
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hampir satu minggu pascameletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur. Penanganan bencana yang baik dapat membantu mengurangi dampak psikologis buruk untuk para korban, khususnya anak-anak dan kaum perempuan.
Biasanya di setiap wilayah bencana, anak-anak dan perempuan menjadi pihak yang rentan mengalami trauma, karena secara psikologis mereka lemah.
Menurut psikolog Diennaryati Tjokrosuprihatono, besarnya bencana dan kerusakan yang disebabkan akan sangat berdampak pada psikologi korban.
“Untuk Kelud ini dampaknya agak berbeda dengan bencana lainnya. Kesiapan pemerintah daerah dan satgas bencana dalam mengantisipasi meletusnya Kelud sangat baik. Ini bisa mengurangi dampak psikologis bagi pengungsi. Hanya kebosanan, kesal, dan lelah yang mungkin dirasakan oleh pengungsi Kelud," ujar Dien, Selasa (18/2/2014).
Pemerhati anak-anak ini menambahkan, efek psikologis ini berbeda dengan pengungsi gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Anak-anak dan perempuan disana merasakan dampak psikologis yang kuat dari bencana tersebut. Mengingat mereka sudah lama di tempat pengungsian dan penanganan dampak bencananya juga terlalu berlarut-larut.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Eka Viora menambahkan, untuk mengurangi dampak psikologis terhadap pengungsi, khususnya anak-anak sudah seharusnya tempat pengungsian disiapkan terlebih dahulu sebelum erupsi terjadi. Selain itu juga harus disiapkan sistem pelayanan kesehatan yang terintegrasi dengan menggerakan seluruh SDM petugas kesehatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.