Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Isu Penyadapan, Ketua MPR Minta Indonesia Tak Boleh Lunak Kepada AS

Sidarto mengatakan kedua negara itu tidak semena-mena menyadap negara lain dengan penggunaan teknologi tinggi

Penulis: Ferdinand Waskita
zoom-in Isu Penyadapan, Ketua MPR Minta Indonesia Tak Boleh Lunak Kepada AS
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ketua MPR RI, Sidarto Danusubroto (kiri) memberikan keterangan pers usai memimpin rapat bersama Ketua Lembaga Negara, di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Sabtu (5/10/2013). Rapat tersebut digelar untuk menyikapi perkembangan terbaru Mahkamah Konstitusi (MK) pascapenangkapan Akil Mochtar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR Sidarto Danusubroto meminta Indonesia memiliki sikap yang sama terhadap dua negara yang diduga melakukan penyadapan.
Hal itu terkait informasi penyadapan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) dan Direktorat Intelijen Australia kepada jutaan pelanggan PT Telkomsel.

"Kalau memang dua negara itu menunjukkan sikap yang tidak bersahabat dengan kita, harus kita sikapi yang sama," kata Sidarto di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/2/2014).

Sidarto mengatakan kedua negara itu tidak semena-mena menyadap negara lain dengan penggunaan teknologi tinggi.

"Karena satelit itu kan dalam dimiliki oleh mereka. Mereka punya peta setiap negara, tiap jengkal peta bisa dimonitor oleh mereka," katanya.

Untuk itu, Sidarto meminta pemerintah tegas terhadap isu penyadapan apalagi menyerang kepentingan Indonesia.

"Tidak boleh lunak ke Amerika," katanya.

Diketahui, kabar ini bisa menjadi peringatan bagi pengguna seluer di Indonesia. Hati-hatilah menggunakan telepon seluler, dan pilihlah provider yang benar-benar aman untuk berkomunikasi.

Berita Rekomendasi

Laporan terbaru New York Times dan Canberra Times edisi akhir pekan lalu mengulas soal jutaan pelanggan PT Telkomsel yang disadap Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) dan Direktorat Intelijen Australia.

Canberra Times dan New York Times memuat soal bocoran dokumen rahasia dari Edward Snowden, mantan kontraktor NSA, yang kini menjadi buronan AS.

Dokumen Snowden menunjukkan, dinas spionase elektronik Australia melakukan penyadapan secara massal terhadap jaringan komunikasi dan pengumpulan data yang dilakukan oleh Telkomsel. Nama Indosat juga disebut-sebut dalam laporan itu.

Sepanjang tahun 2013, Australian Signals Directorate mendapatkan hampir 1,8 juta kunci enskripsi induk yang digunakan operator selular Telkomsel untuk melindungi percakapan pribadi dari pelanggannya.

Intelijen Australia juga membongkar semua enskripsi yang dilakukan Telkomsel.

Data pengguna telepon seluler pada 2012 menunjukkan,Telkomsel memiliki 121 juta pelanggan atau menguasai sekitar 62 persen pasar.

Sebuah memo pada tahun 2003 sebelumnya menunjukkan bagaimana personil NSA mengajari mitranya dari Australia saat Australia berupaya menembus enkripsi yang diberlakukan oleh pihak pertahanan militer Papua Niugini.

Khusus untuk Indonesia, bila bocoran Snowden menyatakan penyadapan dilakukan kepada para pejabat, bocoran terbaru memperlihatkan, kegiatan penyadapan oleh AS dan Australia sudah merasuk ke komunikasi pribadi pelanggan selular di Indonesia melalui Telkomsel.

Intersepsi Australia atas layanan telekomunikasi berbasis satelit di Indonesia dilakukan melalui Shoal Bay Naval Receiving Station, fasilitas intersepsi satelit yang berlokasi dekat Darwin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas