Ini Kata Megawati Soal Penamaan KRI Usman Harun
Megawati menyorotiprotes Singapura terhadap penamaan kapal perang KRI Usman Harun. Apa sikapnya?
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menyebut ajaran The Founding Father, Soekarno, soal jati diri dan harga diri bangsa kini mulai hilang.
Keprihatinan itu ia lontarkan saat memberikan ceramah di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) yang mengikuti kuliah tamu "Memperkokoh Kebhinekatunggalikaan" di Kampus Ubaya, Sabtu (1/3/2014).
Bangsa Indonesia, kata Mega, kini hanya mencari kekayaan dengan korupsi dan kolusi. Mega juga menyoroti kebijakan Pemerintah yang sangat mudah mengimpor barang-barang kebutuhan pokok, seperti beras, gula dan garam.
”Kalau ditanya kenapa harus impor? Alasannya untuk menstabilkan ekonomi. Jangan lupa lho, liberalisasi ekonomi itu akan menjerat kita,” katanya.
Menurut Mega, berbagai keruwetan di negara ini awalnya dari tingkat elite politik. Sementara rakyat sudah pusing sendiri memenuhi kebutuhannya.
Di kuliah tamu yang juga dihadiri sejumlah politisi itu, Mega secara terang-terangan mengkritik kinerja Pemerintah, di antaranya dalam penanggulangan narkoba dan HIV/AIDS.
”Zaman saya dulu, dari 10 pengguna narkoba, ada dua yang mengidap HIV/AIDS. Sekarang dari 10 narkobais, ada delapan yang mengidap HIV/AIDS. Ini kan sama artinya anak bangsa dibunuh pelan-pelan,” katanya.
Masalah lain yang menarik perhatiannya Mega adalah soal protes Singapura terhadap penamaan kapal perang dengan nama Usman Haji Muhammad Ali dan Harun Said.
”Mendengar itu rasanya hati saya remuk. Mereka itu pahlawan kita, jadi tidak ada alasan negara lain mencampuri urusan negara kita sendiri,” tegasnya.