Selat Malaka Masih Belum Aman dari Perompak
Kawasan Selat Malaka dan Selat Singapura belum sepenuhnya aman dari perompak.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS, JAKARTA — Kawasan Selat Malaka dan Selat Singapura belum sepenuhnya aman dari perompak. Terbukti dalam bulan ini saja, tiga kapal yang sedang melintas di perairan tersebut.
Demikian incident alert yang diterima Pusat Informasi Keamanan Maritim Indonesia (Pikmi) dari Information Sharing Center-Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery Against Ships in Asia atau ReCAAP di Singapura.
Moh Yasin dari PIKMI menyebutkan perampokan pertama terjadi pada 6 Maret lalu sementara yang kedua terjadi pada hari yang sama, hanya berselang satu jam dari kejadian pertama.
"Lalu, pada 10 Maret pagi, kembali terjadi perampokan. Adapun yang menjadi korban masing-masing adalah MT Sea Voyager, MT Orpheas dan MT Cape Veni," katanya, Senin (10/3/2014).
MT Sea Voyager disatroni perampok pada pukul 05.15 WIB. Kapal berbendera Kepulauan Marshall ini sedang dalam perjalanan menuju Pulau Karimun Kecil ketika empat perampok bersenjata pisau naik ke atas kapal.
Beruntung anak buah kapal (ABK) mengetahui kedatangan tamu tidak diundang itu sehingga alarm tanda bahaya bisa dibunyikan. Mengetahui kedatangannya dapat diantisipasi, kawanan perampok langsung kabur meninggalkan kapal dengan tangan kosong.
Sementara itu, MT Orpheas dirampok lebih kurang satu jam kemudian, yaitu pada pukul 05.40 WIB. Tanker berkebangsaan Liberia ini juga sedang menuju Pulau Karimun Kecil ketika lima perampok bersenjata pisau menaiki kapal. Perampok berhasil menggondol suku cadang kapal.
MV Cape Veni, kapal berbendera Siprus, didatangi oleh kawanan penjahat yang menggunakan perahu motor pada pukul 01.50 WIB. Kapal bulk carrier ini sedang berada pada posisi barat-daya Pulau Nipa.
Beruntung ABK telah membunyikan alarm tanda bahaya begitu kawanan perampok mendekati kapal. Terkejut mendengar bunyi alarm, kawanan perampok langsung.
Pikmi adalah sebuah unit di bawah The National Maritime Institute/Namarin yang khusus membidangi informasi aksi kejahatan terhadap kapal. Pikmi merupakan mitra ISC-ReCAAP di Indonesia. (Eko Sutriyanto)